Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini krisis yang terjadi di Laut China Selatan, telah menjadi babak baru di tengah pandemi Covid-19.
China berusaha mati-matian memegang klaim atas hak Laut China Selatan yang di percaya adalah bagian dari wilayah maritim Tiongkok.
Sementara itu, salah satu kawasan terdekat dengan Laut China Selatan Vietnam pun, baru-baru ini diusir oleh China untuk dilarang masuk ke wilayah tersebut.
Klaim sepihak oleh China ini membuat beberapa negara meradang, salah satunya Amerika, diketahui mereka sudah mengirim kapal militer untuk melakukan intervensi ke Laut China Selatan.
Tak menyerah sampai disitu China masih kukuh dengan klaim Laut China Selatan dan menyebutnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Sementara itu, menurut laporan Independent pada Sabtu (9/5/20), selain kapal perang dari AS, ada beberapa kapal perang yang turut bergabung.
Mereka unjuk kekuatan dalam memperebutkan klaim atas Laut China Selatan.
Jalur laut ini secara strategis penting diklaim oleh China, dan hampir seluruhnya diklaim China, namun beberapa negara tetangga memperdebatkannya.
Setidaknya ada 4 negara yang unjuk kekuatan di Laut China Selatan, Amerika, Jepang, Filipina hingga India.
Kapal perusak rudal yang dipandu AS William P Lawrence, melakukan latihan dengan kapal induk Jepang Izumo.
Kemudian dua kapal angkatan laut India, dan sebuah kapal patroli milik Filipina di jalur laut yang diklaim oleh China, jelas Angkatan Laut AS pada Minggu Lalu.
Latihan serupa telah diadakan di daerah itu pada masa lalu, oleh gabungan empat negara itu, untuk menantang Beijing.
"Gabungan dengan sekutu, mitra dan teman kami di kawasan itu adalah peluang untuk membangun hubungan yang kuat dan sudah ada," kata Komandan Andrew Klug, kapten kapal William P Lawrence.
Selama satu minggu latihan bersama, terakhir pada Rabu (6/5), kapal perang AS lainnya berlayar di dekat pulau yang diklaim oleh wilayah China.
Tindakan itu diprotes oleh China, karena dianggap melanggar kedaulatannya.
Angkatan Laut AS telah mengklaim melakukan kebebasan operadi di wilayah navigasi di perairan internasional di seluruh dunia, bahkan di lautan sekutu yang dikatakan adalah milik mereka.
Saat ini Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, Vietnam dan Indonesia, diklaim memiliki hak yang sama atas Laut China Selatan.
AS, Jepang dan India, tidak memiliki klaim teritorial di sana.
Dalam tantangan sebelumnya, ke China di perairan Asia, Lawrence dan kapal perusak AS lainnya menuju Selat Taiwan pada bulan April.
Perairan itu memisahkan Taiwan yang dilihat dari Beijing, sebagai kawasan jahat dari daratan China.
Sementara itu, klaim atas Laut China Selatan tak henti-hentinya disuarakan oleh China, termasuk terbaru melarang Vietnam untuk masuk ke wilayah tersebut setidaknya hingga Agustus.
Menurut peneliti Laut China Selatan menyimpan sumber daya menggiurkan bagi negara-negara dunia.
Termasuk diangataranya adalah gas dan minyak, dikatakan pula Laut China Selatan adalah jantung perdagangan global dan keamanan AS.
Ditetapkan sebagai Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) setiap negara berhak mengklaim setiap 12 mil laut dari pantainya.
Namun, China mengklaim luasnya hingga 1200 mil.