Advertorial
Intisari-Online.com - Mengikuti perkembangan jaman boleh saja, termasuk mengenalkan gadget kepada anak.
Pasalnya, jaman sekarang gadget merupakan benda yang bisa dibilang wajib dimiliki setiap orang, atau paling tidak kita tahu bagaimana mengoperasikannya.
Namun, sebaiknya jika ingin mengenalkan anak kepada gadget, hal itu dilakukan dengan diiringi pengawasan dan aturan yang tepat.
Sayangnya, alih-alih sekedar untuk mengenalkan, banyak orang tua yang menggunakan gadget hanya untuk menenangkan mereka.
Baca Juga: Percayalah, Memberi Anak Gadget Sama Saja dengan Memberinya Kokain
Untuk menenangkan anak, tak jarang orang tua saat ini melakukan cara instan dengan memberi gadget kepada anak untuk menonton tayangan video maupun bermain permainan.
Alih-alih membuat anak tenang, justru bisa membuat anak jadi kecanduan gadget.
Bagaimana tidak, terbatasnya ruang gerak anak yang juga diiringi dengan orang tua yang sibuk kadangkala membuat anak cenderung lebih memilih bermain gadget.
Namun, terlalu sering bermain gadget terlebih pada anak usia dini nyatanya berdampak buruk pada anak.
Melansir Parenting Firstcry, ada 10 dampak buruk kecanduan gadget pada anak, di antaranya menghambat perkembangan kognitif anak, membangun obsesi menuju agitasi, perkembangan fisik anak tertunda, dan menahan hubungan sosial.
Juga bisa meningkatkan risiko obesitas, kurang fokus pada studi, timbul rasa isolasi, mempengaruhi penglihatan mata, memicu sakit leher & punggung, dan paparan radiasi.
Dampak buruk akibat kecanduan gadget pada anak pun ditemui pada seorang anak balita di Bangkok, Thailand.
Seorang pria pemilik akun Facebook Dachar Nuysticker Chuayduang membagikan pengalamannya melalui sebuah unggahan.
Sebagai seorang ayah, dia menyesal seumur hidup akibat sering memberikan anaknya main gadget.
Anaknya yang masih balita berusia 4 tahun akhirnya mengalami masalah pada mata hingga harus menjalani operasi mata.
Dachar menyadari bahwa ia melakukan sebuah kesalahan besar pada sang putri lantaran memberi kebebasan sang anak bermain gadget sejak usia 2 tahun.
Pola asuh yang diterapkannya dengan memberi anak gadget nyatanya membuat putri Dachar kecanduan gadget.
Tiap kali tak diizinkan bermain ponsel, sang putri akan kesal, marah, hingga menjerit-jerit. Karena tak tahan, Dachar akhirnya selalu memberikan ponsel setiap putrinya mulai rewel.
Hal itu dilakukannya agar putrinya kembali tenang dan diam hingga tak mengganggu aktivitas Dachar.
Dulu, kebiasaan itu terasa mudah saja dilakukan. Namun kini, kondisi putrinya membuat Dachar begitu menyesal.
Gadis kecil itu didiagnosis dokter menderita mata malas atau ambliopia dengan satu mata miring atau juling, salah satu komplikasi paling serius dari miopi dan astigmatisme.
Akibatnya, di usia yang masih kecil, putri Dachar harus melakukan operasi. Dokter memutuskan ia harus menjalani operasi mata sebelum matanya menjadi buta.
Setelah melakukan operasi, dokter menyarankan agar Dachar membatasi waktu putrinya untuk bermain gadget maupun menonton televisi karena cahaya yang dipancarkan layar perangkat ini akan memengaruhi matanya.
Melalui cerita putrinya, Dachar ingin memperingatkan orangtua lainnya, terutama orang-orang yang memiliki anak kecil agar mereka tidak membiarkan anak-anak mengenal gadget seperti ponsel pintar, tablet terlalu dini.
Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, ambliopia adalah ketika penglihatan pada satu atau kedua mata tidak berkembang dengan baik selama masa kanak-kanak.
Jika anak mengalami ambliopia, maka penting untuk mengobatinya sedini mungkin. Kalau tidak, seorang anak dengan tidak akan mengembangkan penglihatan yang normal dan sehat
Dengan demikian, sebagai orangtua kita harus bijak dalam memperhatikan anak termasuk ketika memberikan gadget pada anak.(*)
Artikel ini telah tayang di Health.grid.id dengan judul Seorang Ayah Menyesal Seumur Hidup, Berikan Gadget Sejak Kecil, Ini Derita yang Dialami Sang Anak