Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo mengatakan jika pekerja migran kebanyakan mengidap Covid-19 tetapi tidak memiliki gejala, atau hanya memiliki gejala sangat ringan.
Sehingga mereka tidak tahu jika menderita Covid-19 sampai sangat terlambat.
"Hasilnya, walau mereka telah terinfeksi, atau masih membawa virus itu dan menularkan ke orang lain, mereka tidak tahu," ujarnya saat umumkan kebijakan pembagian oksimeter denyut nadi tersebut.
Ia juga menambahkan alat itu membantu kementerian lakukan pencegahan kesehatan dengan cara komprehensif.
Tingkat infeksi di beberapa asrama pekerja migran Singapura sangat tinggi sehingga pihak berwenang segera hentikan menguji mereka yang memiliki gejala penyakit pernapasan, dan memilih mengisolasi dan merawat pasien di asrama mereka dahulu sebelum kemudian mengetes mereka.
Menurut spesialis penyakit menular Leong Hoe Nam alat tersebut adalah solusi bagi kedua pihak karena memberikan oksimeter denyut nadi lebih murah daripada harus turunkan staf medis yang memeriksa pasien satu persatu.
Alat itu juga digunakan di Italia, dengan sebuah rumah sakit mengirim pasien dalam pengawasan pulang dengan alat tersebut setelah mereka alami demam dan sakit otot tetapi tidak ada masalah pernapasan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR