Advertorial

Perjuangan Siswa Pedalaman Belajar Online Saat Kesusahan Sinyal, Rela Naik Turun Gunung Karst yang Terjal di Gunungkidul Hanya Demi Kerjakan Tugas

May N

Editor

Intisari-online.com -Penerapan belajar secara daring (online) masih dirasa belum merata di Indonesia.

Pasalnya sinyal internet di Indonesia tidak secepat di negara-negara lainnya.

Hasilnya, murid-murid di desa dan pedalaman harus mengalami kendala kesulitan mencari sinyal.

Seperti yang terjadi pada sejumlah siswa di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Terapi Plasma Darah, Solusi Pengobatan Covid-19

Melansir Kompas.com, Alodia Daffa Sinanta, siswi SMP warga Dusun Petir B, Desa Petir, terpaksa naik bukit saat mengerjakan tugas sekolah.

Ia mengaku capek membawa banyak buku kemudian menapaki gunung terjal, lebih-lebih saat puasa seperti ini.

Ayah Alodia, Warisna, mengatakan, sejak wabah corona, pihak sekolah menerapkan belajar di rumah.

Materi dan tugas sekolah pun disampaikan secara online.

Baca Juga: Ibu Hamil Tak Perlu Ragu Lagi Konsumsi Jantung Pisang, Ini 8 Manfaat Jantung Pisang untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Cegah Diabetes Gestasional

Hal itu membuat 21 siswa SD hingga SMA di Dusun Petir B harus mendaki Gunung Temulawak setiap kali mengirimkan tugas ke gurunya.

"Anak-anak menaiki Gunung Temulawak yang cukup tinggi. Terletak di sebelah selatan dusun," kata Warisna, yang juga merupakan Kepala Dusun Petir B, saat dihubungi.

Warisna menceritakan, Alodia harus berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit untuk sampai di kaki bukit.

Lalu, Alodia biasanya menunggu beberapa temannya berkumpul dan bersama-sama menaiki bukit.

Baca Juga: Sudah Infeksi 3,7 Juta Orang di Seluruh Dunia, Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Jadi Lebih Menular, 'Kita Sedang Melawan Virus yang Licik!'

Menurut Warisna, kondisi tersebut sudah dilakukan Alodia dan teman-temannya selama lebih dari satu bulan.

Penjelasan kepala desa Kepala Desa Petir, Sarju, menjelaskan, desanya terletak di perbukitan karst.

Hal ini diduga membuat adanya beberapa blank spot sinyal.

Salah satu wilayah yang mengalami blank spot itu adalah Dusun Petir B.

Baca Juga: 'Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat Kurang Efektif dalam Menjamin Biaya Minimal dan Risiko Terkendali', BPK Memberikan Penilaiannya Terkait Pengelolaan Utang Pemerintahan Jokowi

Hal itu membuat buruknya sinyal seluler.

Sejumlah wartawan pun sempat kesulitan saat hendak menghubungi Warisna.

Sementara itu, Sarju menceritakan, saat ini belum semua penyedia jasa seluler beroperasi di wilayahnya.

Akibatnya, setiap ada tugas, puluhan anak harus menyusuri jalan setapak ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal yang bagus agar bisa tetap belajar.

Baca Juga: 5 Manfaat Masker Timun untuk Wajah, Salah Satunya Perangi Penuaan Dini

" Siswa harus naik bukit yang tinggi agar memperoleh sinyal,” katanya, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (5/5/2020).

(Markus Yuwono)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sulit Sinyal, Siswa di Gunungkidul Rela Naik Turun Gunung untuk Kerjakan Tugas, Begini Kondisinya"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait