Peneliti mengatakan, pasien seharusnya ditawarkan obat yang sama dengan mereka yang jantungnya rusak akibat sebuah serangan jantung.
Dilansir dari situs Mail Online, Senin (13/11), peneliti mempresentasikan penelitian mereka pada ajang American Heart Association Scientific Sessions di Anaheim, California, Amerika Serikat.
Takotsubo menjadi meningkat dari yang diduga sebelumnya. Begitu menurut ketua penelitian di University of Aberdeen, Dr. Dana Dawson.
“Ini adalah penelitian lanjutan yang lama akan efek jangka panjang dari takotsubo. Dan penelitian ini memperlihatkan secara jelas efek rasa sakitnya permanen pada jantung peneritanya,” kata Dr. Dana Dawson.
Pasien patah hati ini tidak mempu melakukan olahraga secara fisikal dan lebih gampang lelah.
Peneliti memperlihatkan bahwa takotsubo membutuhkan perawatan yang sama mendesaknya dengan orang yang mengalami masalah jantung.
Selain itu, pasiennya butuh perawatan terus menerus untuk efek jangka panjangnya.
Disebutkan pula bahwa wanita lebih umum terpengaruh kondisi ini dibandingkan pria.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR