Advertorial

Melihat Kemungkinan Meletusnya Perang Dingin Baru, China Harus Bersiap Menerima 'Balasan' dari Negara-negara Lain Atas COVID-19: Sebabkan Antipati

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia masih berusaha memahami skala konsekuensi pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia masih berusaha memahami skala konsekuensi pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Intisari-Online.com - Setelah menyebabkan penyakit global yang menelan banyak korban jiwa dan menghantam dunia ekonomi.

Efek riak selanjutnya dari virus corona yakni Perang Dingin baru, kali ini antara China dan Amerika Serikat.

Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia masih berusaha memahami skala konsekuensi pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Prakiraan pertumbuhan global telah dirusak dan angka kehilangan pekerjaan mencapai jutaan dan terus bertambah.

Baca Juga: Lenyap dari Pandangan Publik hingga Dikabarkan Meninggal Dunia, Inikah Alasan Sebenarnya Mengapa Kim Jong Un 'Bersembunyi'?

Meskipun masih belum jelas kapan dan bagaimana pandemi ini akan berakhir, Beijing tampaknya siap untuk meningkatkan oposisi terhadap ambisi globalnya.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan bulan ini bahwa negara itu harus bersiap-siap menghadapi kesulitan dan tantangan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam jangka panjang.

"Krisis kesehatan akan berdampak buruk pada hubungan AS-China di luar apa pun yang telah kita lihat sejauh ini," kata Gal Luft, co-direktur Institut Analisis Keamanan Global, sebuah think tank yang berbasis di Washington.

Otoritas China telah memulai proses internal untuk meminta saran dari lembaga think tank, akademisi, dan lainnya tentang cara menghadapi lingkungan global yang semakin bermusuhan.

Baca Juga: Diduga Tertular dari Pakaian Sang Ayah yang Bekerja di RS Darurat Covid-19, Dua Anak dan Ibu di Bogor Positif Corona

"Jika pandemi berakhir besok, ada kemungkinan untuk memperbaiki keadaan sampai taraf tertentu."

"Tetapi pengaruhnya akan membuat efek panjang," kata George Magnus, seorang associate di Pusat China Universitas Oxford dan mantan kepala ekonom di UBS Investment Bank.

Donald Trump pekan lalu menunjukkan beberapa kemungkinan efek itu.

Baca Juga: Termasuk Salah Satu Keajaiban Dunia, Siapa Sangka Kondisi Candi Borobudur Justru Porak-poranda saat Pertama Kali Ditemukan, Menyedihkan!

Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa AS sedang menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan.

Dia mengatakan bahwa akan ada konsekuensi jika China ditemukan "secara sadar bertanggung jawab" atas wabah yang kini telah menewaskan lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.

Pemerintah Inggris dan Kanselir Jerman pun berada satu pihak dengan Trump.

Ini semua menunjuk pada "hubungan internasional yang tegang" di dunia pasca-coronavirus, kata Magnus.

Baca Juga: Ingat! Jangan Pernah Lagi Nekat Merogohkan Tangan ke Dalam Stupa Candi Borobudur, Akibatnya Sungguh Buruk

Sourabh Gupta, seorang spesialis kebijakan di Institute for China-America Studies di Washington, mengatakan masih terlalu dini untuk memiliki gagasan yang jelas tentang dampak krisis coronavirus.

"Saya khawatir ini akan menjadi lebih buruk di bulan-bulan mendatang."

"Karena biaya bencana ini menjadi lebih jelas bagi Amerika, dan ia akan menyalahkan pihak lain," kata Ken Jarrett, penasihat senior di perusahaan konsultan Albright Stonebridge Group.

Baca Juga: Agar Sahur Lebih Praktis, Ini Kunci Menyiapkan Makanan Sahur, Tetap Enak dan Bergizi!

Analis lain mengatakan Beijing telah meluncurkan diplomasi bantuan medis yang bermaksud baik.

Tetapi kemudian tersandung dengan kampanye propaganda ketika mengatakan sistem pemerintahannya berada di belakang keberhasilan China dalam menahan virus.

"Memulai propaganda untuk menyatakan diri sebagai kepala api dalam perang pandemi sementara negara-negara lain terjebak dalam wabah virus menyebabkan antipati," kata Shi Yinhong, penasihat pemerintah dan profesor hubungan internasional di Universitas Renmin.

Baca Juga: Penelitian: Teh Hijau Bisa Kurangi Resistensi Antibiotik

Sementara coronavirus mengancam untuk mengantarkan pada Perang Dingin yang baru, itu juga telah menghentikan bisnis dunia dan mengekspos kerentanan rantai pasokan global yang dijalankan melalui ekonomi yang bergantung pada ekspor China.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait