Advertorial

Selama ini Jadi Donor Terbesar, AS Mungkin Tidak akan Lagi Sumbang Dana Kepada WHO

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Presiden AS Donald Trump menangguhkan pendanaan AS untuk WHO pekan lalu.

Trump menuduh WHO terlalu fokus pada China dan mempromosikan disinformasi mengenai kondisi China tentang wabah tersebut. Pejabat WHO membantahnya.

Pun demikian dengan China yang bersikeras negaranya sudah transparan dan terbuka terkait data Covid-19.

Rabu malam, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan reformasi mendasar terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperlukan setelah penanganan pandemi virus corona.

Baca Juga: Presiden Tajikistan Desak Petani Tunda Puasa Ramadan: 'Saya Mendesak Semua Orang yang Bekerja di Ladang'

Dia juga bilang, Amerika Serikat, donor terbesar WHO, mungkin tidak akan pernah menyumbangkan dana lagi ke badan PBB tersebut.

"Saya pikir kita perlu mencermati WHO dan apa yang kita lakukan dari ini," kata Pompeo kepada Fox News Rabu malam seperti yang dikutip Reuters.

"Kami mereformasi ini kembali pada tahun 2007, jadi ini bukan pertama kalinya kami harus berurusan dengan kelemahan organisasi yang berada di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami membutuhkan perbaikan. Kami membutuhkan perbaikan struktural dengan WHO."

Data Reuters menunjukkan, Amerika Serikat telah menjadi donor terbesar bagi WHO, dengan menyumbang lebih dari US$ 400 juta pada tahun 2019.

Baca Juga: Paha Kanannya Terkoyak, Bocah 10 Tahun di Malaysia Lolos Saat Diterkam Buaya, Ternyata Ini yang Dilakukan

Jumlah tersebut sekitar 15% dari anggarannya.

Pejabat senior AS pekan lalu mengatakan kepada Reuters bahwa Washington dapat mengalihkan dana ini ke kelompok bantuan lain.

Akan tetapi, kemungkinan AS menghentikan pendanaannya secara pasti kepada badan global tergantung pada upaya Trump apakah ia berhasil terpilih kembali dalam pemilihan presiden pada November mendatang, melawan calon nominasi Demokrat Joe Biden.

Baca Juga: 4.000 Orang Sedang Diuji, Corona Kembali Menyerang, China Lockdown 10 Juta Penduduk Kota Harbin

Partai Demokrat mengecam keputusan Trump, dengan mengatakan ia berusaha mengalihkan kesalahan dari pemerintahannya atas penanganan pecahnya virus corona di Amerika Serikat.

Ketua DPR Nancy Pelosi menyebut langkah untuk menangguhkan pendanaan WHO sangat berbahaya.

Pada hari Rabu, Pompeo mengatakan Amerika Serikat "sangat percaya" Beijing telah gagal melaporkan wabah secara tepat waktu, melanggar aturan WHO, dan telah gagal melaporkan penularan virus dari manusia ke manusia selama sebulan sampai di setiap provinsi di dalam China."

Pompeo mengatakan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom tidak menggunakan kemampuannya untuk go public ketika sebuah negara anggota gagal mengikuti aturan.

Dia mengatakan, WHO memiliki kewajiban untuk memastikan untuk memastikan standar keselamatan di laboratorium virologi di Wuhan, pusat penyebaran awal virus corona.

Baca Juga: Tidak Dapat Perawatan Medis, Tahanan Palestina di Penjara Israel Ini Tewas, Tuduhan Seperti Ini Pun Muncul Menyeruak ke Permukaan

Selain itu, direktur jenderal WHO memiliki otoritas besar sehubungan dengan negara-negara yang tidak mematuhi aturan.

Penjabat kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengatakan pada hari Rabu Amerika Serikat akan menilai apakah WHO dijalankan dengan benar dan mencari mitra alternatif di luar badan tersebut.

Wabah virus corona dimulai pada akhir tahun lalu di China dan kini telah menjadi pandemi global.

Menurut penghitungan Reuters, penyakit ini telah menewaskan lebih dari 180.000 orang di seluruh dunia, termasuk hampir 48.000 di Amerika Serikat.

Hal ini menjadikan Amerika sebagai negara yang paling terpukul virus corona secara global.

Baca Juga: Harapan untuk Pengobatan Covid-19, 3 Orang Pasien Sembuh setelah Mendapatkan Perawatan Inovatif di Rumah Sakit Rusia, Mengandalkan Kontribusi Para Pasien Corona yang Telah Pulih

Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Warning Menlu AS: Amerika mungkin tidak akan lagi sumbang dana kepada WHO"

Artikel Terkait