Advertorial

Corona Justru Hantam Sistem Medis Semarang, Puluhan Dokter RSUP Kariadi Semarang Terinfeksi Covid-19 dalam Waktu Singkat, Ini Penyebabnya

May N

Editor

Intisari-online.com -Alasan banyaknya tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang terjangkit Covid-19, setelah ditelusuri, disebabkan tertular dari pasien Covid-19 yang saat itu ditangani di sejumlah lokus.

Direktur Utama RSUP Kariadi Semarang Agus Suryanto mengatakan, lokus-lokus tersebut di antaranya di lokus dokter bedah saraf.

Menurut dia, pasien yang dirawat ketika itu mengalami keterlambatan identifikasi Covid-19 dan baru terdeteksi selepas pasien dioperasi.

"Kebetulan pasien bedah saraf yang pulang paksa dan ternyata orangtuanya secara pemeriksaan di tempat lain di daerah terjangkit itu positif, jadi identifikasi terlambat," kata Agus kepada awak media, Jumat (17/4/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Virus Corona Bisa Dihindari 95 Persen, Namun Akibat Tindakan China Ini Malah Menyebar Ke Seluruh Dunia, Sebabkan Banyak Pemimpin Dunia Marah Besar Pada China

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, walaupun semua tenaga medis yang menangani pasien tersebut sudah melakukan isolasi secara mandiri, tetapi belum berjalan baik sehingga terjadi penularan di antara sejawatnya.

Selain itu, penularan juga terjadi di lokus dokter obstetri pada saat menangani pasien hamil yang hendak melahirkan.

Pasien tersebut sudah teridentifikasi Covid-19 dan dilakukan penanganan sesuai standar operasi pasien penderita Covid-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

"Seharusnya sudah tidak ada celah lagi untuk tertular.

Baca Juga: Tak Habis Pikir, Trump Pesan Masker Medis N95 pada Perusahaan Bangkrut dan Tak Berpengalaman dengan Harga yang Berkali Lipat Lebih Mahal dari Perusahaan Resmi

"Namun, setelah kami teliti kemungkinan penularan terjadi pada saat pelepasan APD pasca-operasi.

"Itu yang perlu ditingkatkan," katanya.

Di samping itu, beberapa dokter yang terjangkit Covid-19 lainnya proses penularannya memiliki riwayat yang bermacam-macam.

"Tidak terfokus, tidak spesifik, dan bermacam-macam.

Baca Juga: Tengkorak Keledai Ditemukan di dalam Makam Perempuan Bangsawan Tiongkok yang Meninggal Sekitar 2000 Tahun Lalu, Ternyata Bukan Sembarang Keledai

"Di antaranya ada yang riwayat perjalanan ke daerah terjangkit, ada dari spesialis yang praktik di luar RSUP Kariadi, dan rawat pasien Covid-19 juga," terangnya.

Selanjutnya, ada juga beberapa dokter yang berteman dengan dokter residen bedah dan lainnya.

"Ini kita sedang melakukan mapping, pemetaan, kemungkinan-kemungkinan terjadi penyebaran yang agak luar biasa ini," tambahnya.

Menurut dia, kendala yang banyak ditemui saat ini adalah masyarakat tidak jujur menyampaikan riwayat kesehatan dan perjalanannya selama ini.

Baca Juga: Meski Anda Sudah Terjangkit Corona dan Kemudian Sembuh, WHO Sebut Belum Ada Bukti Anda Bisa Kebal dari Covid-19

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah penanganan pasien non-Covid-19 agar mengurangi risiko penularan.

"Yakni dengan mengurangi interaksi langsung dengan pasien non-Covid-19.

"Kami sedang mengembangkan pelayanan sistem online.

"Jadi pasien cukup telepon atau telemedicine agar dapat berkonsultasi langsung dengan dokter.

Baca Juga: Bukan Sedang Menjajakan Peti Mati, Sosok Pria yang Keliling Kampung Bawa Peti Mati ini Justru Sosok Penting yang Lakukan Edukasi Corona, Bagaimana Bisa?

"Selanjutnya akan diberikan layanan," jelasnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan 14 April 2020, ada 34 tenaga medis yang positif Covid-19 dan ada juga tambahan dari beberapa keluarganya yang juga ikut tertular.

Semua tenaga medis tersebut orang tanpa gejala (OTG) terdiri dari 6 dokter spesialis, yakni 4 dokter spesialis bedah saraf, 1 dokter spesialis penyakit dalam, dan 1 dokter anak.

Selain itu, ada juga 24 PPDS yang 15 di antaranya spesialis bedah, 6 dokter, 2 pegawai fisioterapi, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat.

Baca Juga: Raja Hutan Menguasai Wilayahnya Lagi, Akibat Lockdown Karena COVID-19, Singa-singa Ini Menikmati Harinya di Jalan-jalan yang Biasa Diisi Manusia

Kemudian, dari kelompok bedah mengalami lonjakan sangat tinggi, yakni ada 15 dokter bedah, 4 dokter bedah saraf, dan 5 peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) obstetri.

Agus menyebutkan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakitnya sejak bulan Januari hingga April di antaranya orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 896 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 313 orang.

Selanjutnya, positif Covid-19 sebanyak 112 orang dengan 57 di antaranya pegawai RSUP Kariadi Semarang.

Namun, setelah melakukan tes swab, sebanyak 9 pegawai hasilnya negatif Covid-19.

Baca Juga: Memilukan, Dinyatakan Sembuh Covid-19 Lalu Pulang ke Rumah, 3 Pasien Corona Ini Justru Meninggal Dunia

Kemudian, pasien sembuh sebanyak 11 orang, pasien meninggal 27 orang, 11 di antaranya pasien positif dan 11 pasien negatif, dan 5 orang masih menunggu hasilnya.

Sampai hari ini, lanjut dia, ada dua petugas medis di rumah sakitnya meninggal dunia di tengah merebaknya pandemi Covid-19.

Kedua perawat yang meninggal tersebut diketahui berinisial RI (52), seorang perawat warga Gedawang, Banyumanik, yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang diduga terinfeksi Covid-19 pada Jumat (17/4/2020) pukul 10.55 WIB.

Satu lagi yaitu NK (38), perawat warga Ungaran, Kabupaten Semarang, yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang terinfeksi positif Covid-19 dan meninggal dunia pada Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Corona Makin Ganas, Ada Dokter yang Malah Klaim Makan Daging Anjing dan Kucing dapat Melawannya, Penjualan pun Kembali Meningkat

"Pegawai di RSUP Kariadi yang meninggal dunia sampai dengan hari ini jumlahnya ada 2 orang bekerja sebagai perawat.

"Di antaranya 1 perawat yang sebelumnya positif corona dan 1 perawat lagi yang hari ini meninggal swab pertama negatif dan kedua masih menunggu hasilnya," jelasnya.

(Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Puluhan Dokter RSUP Kariadi Semarang Tertular Corona, Terlambat Identifikasi Pasien "

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait