Baca juga: Tidak Hanya di Dunkirk, Pasukan Gabungan Inggris-Perancis Juga Terpukul Mundur di Asia Tenggara
Selain harus menanggung risiko kematian, bayaran yang diterima untuk anggota Legiun Asing memang cukup tinggi.
Sekitar 975.67 euro perbulan bagi anggota yang berpangkat terendah (Legionaire), 1.219.50 euro per bulan untuk pangkat Corporal, dan 1.372.04 untuk Chief Corporal.
Masa pengabdian Legiun Asing paling lama 15 tahun dan setelah pensiun mereka masih mendapat gaji dan sertifikat sebagai warga negara Prancis selama 10 tahun lagi.
Sambil menikmati masa pensiun, sudah sangat lazim jika para mantan Legiun Asing banyak yang berprofesi sebagai tentara bayaran di berbagai kawasan konflik.
Dalam perkembangan terkini anggota Legiun Asing mendapat fasilitas yang sama selayaknya tentara Prancis.
Mereka memakai seragam nasional tentara Prancis dan pada operasi khusus saja identitas mereka disamarkan.
Baca juga: Sangar! Perancis Kembangkan Jet Tempur Generasi Kelima Berteknologi Siluman
Ada 10 resimen dan unit yang memiliki kemampuan dan tugas tertentu.
Misalnya ketika ada misi pembebasan sandera atau untuk mengevakuasi warga negara Prancis yang berada di suatu negara, pasukan yang dikerahkan dari resimen parasut (airbone), 2nd Foreign Legion Parachute Regiment.
Selayaknya pasukan khusus yang sudah terlatih untuk mengoperasikan berbagai macam senjata mulai dari senjata ringan hingga rudal, kualifikasi Legiun Asing terbagi dalam beberapa cabang.
Di antaranya mencakup Administrative Departement, Signal (radio, telepon), Transportation (kendaraan berat untuk pembangunan jalan, jembatan, gedung, dll.), Engineers, Building Trades, Maintenance (menangani pemeliharaan kendaraan militer, perengkat elektronik), asisten medis, operator komputer, dan lain sebagainya.
Dengan kemampuan spesifik seperti itu Legiun Asing, bukan hanya bertugas untuk bertempur saja tapi juga menjalankan fungsi lainnya tergantung situasi medan.
Misalnya mereka juga siap dikirim sebagai pasukan yang khusus menjalankan misi kemanusiaan seperti yang pernah dilakukannya ketika Aceh dilanda tsunami.
Misi tempur tetap menjadi tugas pokok mereka dan agar sukses menjalankan tugas secara rutin Legiun Asing mendapatkan latihan-latihan militer superkeras.
Pasalnya dalam peperangan motto mereka hanya memiliki satu motto, yakni berhasil menjalankan tugas atau lebih baik mati dengan satu peluru yang sudah disiapkan untuk dirinya sendiri.
Source | : | youtube,warhistoryonline.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR