Advertorial
Intisari-Online.com -Otoritas Korea Utara membatalkan banyak acara untuk memperingati ulang tahun pendiri Korut sekaligus kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung pada 15 April, lapor Daily NK, Rabu (15/4/2020).
"Pada hari Senin malam, pihak berwenang tiba-tiba mengumumkan bahwa banyak dari peristiwa yang merayakan ulang tahun Kim Il Sung (Hari Matahari) telah dibatalkan," kata sumber yang berbasis di Provinsi Ryanggang kepada Daily NK pada 14 April.
Negara itu telah membatalkan Festival Seni Persahabatan Musim Semi April dan Marathon Pyongyang, yang secara tradisional diadakan untuk merayakan ulang tahun Kim Il Sung.
Sumber NK harian juga melaporkan bahwa perwakilan dari seluruh negeri disuruh menonton rapat umum yang diadakan pada sore 14 April di TV.
Beberapa orang perwakilan siap menyambut upacara pengibaran bendera yang akan diadakan hari ini (15/4/220) di Pyongyang.
Pihak berwenang dilaporkan terus menekankan larangan bepergian sementara polisi setempat dan warga sipil telah diperintahkan untuk melakukan pengawasan ketat untuk memastikan semua rumah tangga di distrik mereka mengikuti larangan tersebut.
Kim Il Sung sangat dihormati oleh rakyat Korea Utara. Dia merupakan salah satutokoh penting dalam Perang Korea yang berlangsung selama 3 tahun.
Pemimpin Korea Utara ini terlahir dengan nama Kim Song Ju, namun sewaktu berjuang melawan penjajah Jepang ia berganti nama menjadi Kim Il Sung.
Nama Kim Il Sung sebenarnya merupakan nama pamannya, seorag patriot anti-Jepang yang dikenal gagah berani dalam pertempuran.
Kim dilahirkan 15 April 1912 di dekat Pyongyang. Tahun 1931 ia bergabung dengan Partai Komunis Korea, lalu memimpin perjuangan bersenjata melawan Jepang.
Tetapi karena pasukan Kim Il Sung makin terdesak, dia kemudian dipaksa lari ke wilayah Ui Soviet (Rusia).
Selama PD II ia berpangkat mayor dan memimpin kontingen pasukan Korea dalam AD Soviet.
Kim Il Sung kemudian menjadi sahabat baik pemimpin Uni Soviet Stalin.
Ketika akhirnya Jepang menyerah dalam PD II, Kim ikut tentara Soviet masuk ke Korea bagia utara dan mendirikan Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) yang komunis.
Tahun 1948-1972 ia menjadi PM, dan sejak 1972 menjadi Presiden Korut dan sekaligus mendapat pangkat tertinggi di jajaran militer Korut, marsekal.
Tahun 1950 Marsekal Kim berusaha menyatukan kedua Korea melalui kekerasan dengan mengobarkan perang (1950-1953), tetapi usaha ini digagalkan pasukan PBB.
Setelah menjadi presiden, ia beberapa kali mengusulkan reunifikasi Korea, termasuk membentuk federasi Korut dan Korsel.
Kim Il Sung selalu menyertakan syarat agar pasukan AS ditarik dari Korsel karena pasukan asing dinilai mengotori bumi Korea.
Di negerinya ia membangun kultus individu terhadap dirinya sedemikian rupa sebagai “Pemimpin Agung” yang sangat dihormati.
Untuk rakyatnya, ia berhasil menyediakan perumahan murah, pengobatan gratis, dan wajib belajar gratis.
Presiden Kim meninggal dunia 8 Juli 1994 dan digantikan oleh anaknya, Kim Jong-il.
Kim Jong Il kemudian digantikan oleh anaknya yang masih muda Kim Jong Un.
Sebagai cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un memiliki banyak kemiripan termasuk tubuhnya yang gemuk seperti kakeknya.
Jasad Kim Il Sung yang diawetkan dan berada di musoleium tetap dipuja rakyat Korut yang menganggapnya Kim Il Sung sedang beristirahat panjang.
Siapapun yang mengunjungi musoleium Kim Il Sung yang dijaga sangat ketat harus dalam kondisi bersih dan setril.
Pasalnya kotoran yang terbawa para pengunjung musoleium bisa "menganggu" istirahat jasad Kim Il Sung.
Ade Sulaeman