Advertorial

Jumlah Korbannya Melonjak Tidak Karuan, Iran Bersikeras Menuduh Pandemi Covid-19 Sebagai Perang Biologis Tapi Korbannya Malah Makin Banyak

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Kini pejabat Iran membuat klaim yang mengatakan bahwa pandemi ini kemungkinan adalah serangan yang ditargetkan.
Kini pejabat Iran membuat klaim yang mengatakan bahwa pandemi ini kemungkinan adalah serangan yang ditargetkan.

Intisari-online.com - Pemerintah negara itu telah dikritik karena meremehkan bahaya Covid-19 pada awal pandemi.

Kini pejabat Iran membuat klaim yang mengatakan bahwa pandemi ini kemungkinan adalah serangan yang ditargetkan.

Melansir Daily Mirror pada Selasa (14/4/20), Otoritas Iran mengatakan, mereka sedang menyelidiki apakah perang biologis berada di belakang pandemi ini.

Saat ini Iran menjadi negara di Timur Tengah paling babak belur akibat pandemi ini.

Baca Juga: Pastikan Menerapkan 10 Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Ini Demi Menurunkan Risiko Tertular Virus Corona, Tak Semudah Kelihatannya, Adakah yang Masih Belum Anda Lakukan?

Mereka tercatat memiliki jumlah kasus 71.600 kasus terkofirmasi dan 4.474 jumlah kematian.

Kasus pertama yang dilaporkan adalah pada akhir Februari lalu, namun Iran bersikeras bahwa virus ini adalah serangan yang ditargetkan.

Sebelumnya mereka menuduh bahwa kemungkinan serangan itu dilakukan oleh musuhnya Amerika.

Meski demikian, pemerintah dipaksa menindaklanjuti wabah ini dengan serius.

Baca Juga: Tetap Penuhi Gizi di Tengah Pandemi, Salah Satunya dengan Konsumsi Ikan, Begini Cara Goreng Ikan Agar Tidak Menempel di Wajan!

Setelah jumlah kasus ditemukan melonjak menyusul perayaan publik Nowruz, Tahun Baru Iran.

Akibat lonjakan itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperbolehkan Presiden Hassan Rouhani untuk menggunkan Dana Pembangunan Nasioanl.

Hal itu harus dilakukan untuk menekan dampak negatif perekonomian, langkah yang dianggap sangat terlambat.

Sementara seorang pejabat militer senior di Iran menyatakan Iran percaya bahwa virus itu dirilis sebagai serangan yang ditargetkan.

Meskipun mereka kekurangan bukti untuk menuduh pernyataan itu.

"Setiap negara mencari masalah untuk melihat kemungkinan, perang biologis di balik masalah ini," kata staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Berigadir Jenderal Hassan Araghizdeh.

Baca Juga: Israel Menduduki Ranking 1 Tempat Teraman dari Serangan COVID-19, Ternyata Kebiasaan Sehari-hari Selama Puluhan Tahun Ini yang Jadi 'Penyelamatnya'

"Pusat ilmiah Iran juga melakukan penelitian dalam hal ini, namun keputusan yang pasti membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha," imbuhnya.

Jenderal Aragzhideh mengklaim Iran memiliki kemampuan dan peralatan untuk mendeteksi ancaman biologis pada waktunya.

Kemudian, mereka perlu mengambil tindakan yang diperlukan dalam melawan bioterorisme.

Dia menambahkan, bahwa angkatan bersenjata saat ini bekerja untuk mempelambat penyebaran Covid-19.

Mereka mendesinfektan tempat umum dan menyediakan10.000 tempat tidur di rumah sakit militer untuk pasien Covid-19.

Sementara itu dampak Covid-19 bagi Iran cukup besar dan jumlahnya mengkhawatirkan.

Baca Juga: Bukan Putri Diana, Inilah 4 Pernikahan Bangsawan yang Nasibnya Berakhir Jauh Lebih Tragis

Aktivis anti-pemerintah mengatakan, jumlah kematiannya sebenarnya kebih tinggi dari yang dilaporkan.

Organisasi Rakyat Mujahidin sebuah kelompok militan mengatakan lebih dari 17.500 orang telah meninggal karena virus corona.

Namun, pemerintah menutupi jumlah sebenarnya dan menyebut jumlahnya lebih besar daripada itu.

Artikel Terkait