Sumpit untuk wanita berukuran sekitar 17,5 cm dan untuk pria sekitar 20 cm.
Secara tradisionai, sumpit terbuat dari berjenis-jenis bahan. Bambu merupakan bahan yang paling populer karena berbagai pertimbangan, seperti harga murah, tersedia di mana-mana, mudah dibentuk, tahan panas, dan tidak mengubah rasa makanan.
Bahan lainnya kayu cedar, cendana, jati, cemara, dan tulang. Bahkan orang kaya membuat sumpit dari batu giok, emas, perak, perunggu, kuningan, batu akik, batu koral, atau gading gajah.
Baca juga: Kisah Sumpit Para Penghuni Neraka dan Surga
Pada masa pemerintahan para dinasti di Cina, sumpit berbahan perak banyak digunakan.
Orang purba percaya bahwa perak akan berubah warna jika bersinggungan dengan makanan beracun.
Jadi, ini merupakan langkah kewaspadaan yang dilakukan para bangsawan Cina tempo dulu untuk menghindari usaha pembunuhan dari para pengkhianat atau lawan politik.
Penggunaan sumpit secara luas tidak lepas dari peranan Konfusius (551 - 479 SM).
Sebagai seorang vegetarian, makan dengan pisau di atas meja sebagaimana orang Barat akan mengingatkan orang pada rumah jagal hewan.
Maka dia menganjurkan orang agar menggunakan sumpit saja.
Baca juga: Makan dengan Sumpit Bikin Langsing
Di Cina sumpit tidak sekadar alat bersantap, tapi mengandung nilai, etiket, dan filosofi. Banyak pakar menilai, pemakai sumpit akan memiliki tingkat kepandaian yang tinggi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR