Advertorial

Inilah Empat Keutamaan Wanita Jawa Sebagai Istri, Bikin Termehek-mehek

intisari-online
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Idealisme wanita dalam budaya Jawa tercermin melalui ungkapan nilai yang diharapkan melekat pada jati diri wanita, baik sebagai istri, ibu rumah tangga, maupun sebagai wanita karier yang mendampingi suami.
Idealisme wanita dalam budaya Jawa tercermin melalui ungkapan nilai yang diharapkan melekat pada jati diri wanita, baik sebagai istri, ibu rumah tangga, maupun sebagai wanita karier yang mendampingi suami.

Intisari-online.com - Semua wanita dari berbagai suku di Indonesia pasti punya kelebihan dan kebaikan masing-masing.

Demikian juga dengan wanita Solo atau Jawa. Ia juga punya ciri khas tersendiri.

Sebagai wanita asli Solo, putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, pasti paham betul idealisme wanita dalam pandangan budaya Jawa.

Idealisme wanita dalam budaya Jawa tercermin melalui ungkapan nilai yang diharapkan melekat pada jati diri wanita, baik sebagai istri, ibu rumah tangga, maupun sebagai wanita karier yang mendampingi suami.

Berikut adalah 4 idealisme wanita Jawa sebagai istri seperti dikutip dari karya ilmiah "Nilai-Nilai Kewanitaan Dalam Budaya Jawa" karya Dosen ISI Surakarta, Sriyadi, S Kar. M Hum.

BACA JUGA: Tahukah Anda, Jodoh Itu Tak Harus Berakhir Dengan Pernikahan

1. SETYA

Setia. Inilah kriteria wajib yang mesti dimiliki wanita Jawa. Ia menganggap suami bukan semata-mata menjadi suaminya ketika hidup di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

Tercermin dalam ungkapan Jawa yang jelas menyebutkan kesetiaan sosok wanita terhadap suaminya adalah swarga nunut neraka katut (mengikuti ke surga maupun ke neraka).

Wanita Jawa selalu setia kepada pasangannya bagaimanapun kondisinya. Baik dalam kondisi hidup penuh ke¬susahan dan terlebih dalam kondisi yang serbamenyenangkan.

Di¬gambarkan secara jelas sikap setia wanita Jawa melalui ungkapan: urip rekasa gelem, mukti uga bisa; sabaya mukti sabaya pati (hidup dalam kesusahan bersedia, hidup makmur pun bisa; sehidup semati dalam suka maupun duka).

BACA JUGA: Cinta Suci Rahwana

2. BEKTI

Berbakti. Wanita Jawa dalam prosesi pernikahan melakukan upacara mijiki, yakni membasuh serta mengelap kedua kaki suaminya.

Ini merupakan simbol atau perlambang yang nyata, bahwa wanita akan senantiasa bekti mring kakung (berbaki kepada suaminya) dalam berumah tangga.

Sikap bekti ini mempunyai makna dan penjabaran yang sangat luas. Satu di antaranya adalah sikap sang wanita untuk senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

Ia tidak akan membiarkan perbuatan tercela yang pasti akan meruntuhkan harga diri dan kehormatannya.

Perzinahan atau juga perselingkuhan akan senantiasa dijauhi oleh wanita Jawa yang berusaha menjadi wanita ideal, karena tindakan itu nyata-nyata merusak bekti-nya kepada suami.

BACA JUGA: G-Spot Wanita Itu Nyata Atau Mitos? Inilah sejarah Munculnya G-pot

3. MITUHU

Mituhu dapat diartikan mau memperhatikan dan juga meyakini akan kebenaran ‘didikan’ suaminya. Wanita harus memiliki sikap mituhu, agar cinta dan kasih sayang suaminnya senantiasa tercurah kepadannya.

Wanita yang mituhu akan mengedepankan kesetiaan kepada suami dan juga menjalankan segala perintah suaminya, selama perintah itu mengandung nilai kebenaran.

Jika perintah tersebut tidak bernilai kebenaran, wanita dapat menolaknya dengan mengemuka¬kan alasan yang baik sehingga kondisi harmonis keluarga tetap dapat dipertahankan.

BACA JUGA: Menikah Itu Nasib, Mencintai Itu Takdir! Inilah 8 Kalimat Cinta Sujiwo Tejo yang Membekas di Hati

4. MITAYANI

Mitayani bermakna dapat dipercaya. Untuk dapat bersikap mitayani, terlebih dahulu seorang wanita harus bersih dan jujur serta terbebas dari kesalahan yang fatal.

Seorang wanita yang tidak bersih dan tidak jujur dapat melunturkan kepercayaan suami kepadanya, terlebih jika sang wanita pernah melakukan kesalahan yang fatal.

Sebuah keluarga dibangun oleh beberapa fondasi, salah satunya yang sangat penting adalah rasa percaya–mempercayai di antara suami–istri.

Juga agar suaminya dapat lebih tenang dalam bekerja, sang istri harus bersikap mitayani, karena dengan demikian kepercayaan yang diberikan oleh suami kepadanya dapat dijalankan dengan baik.

BACA JUGA:Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam

Artikel Terkait