Advertorial
Intisari-Online.com - Virus Corona menjadi pandemi yang 'menyerang' ratusan negara di dunia.
Jutaan orang di dunia telah terinfeksi virus ini.
Ada puluhan ribu kematian, meski jumlah pasien sembuh mencapai ratusan ribu.
Jumlah tersebut tentu tak bisa dikatakan main-main, menunjukkan bahwa pandemi ini adalah penyakit yang berbahaya.
Namun, seorang pastor di Virginia sempat mengkritik bahwa yang terjadi hanya 'histeria massal'.
Melansir Nypos.com (7/4/2020), Seorang pastor Virginia yang mengkritik 'histeria massal' mengelilingi pandemi Covid-19, dikabarkan telah meninggal karena penyakit Covid-19, menurut laporan baru.
Landon Spradlin, dari Gretna (sebuah kota kecil di tengah-tengah antara Lynchburg dan Danville), mulai merasa sakit ketika dia berada di New Orleans.
Spradlin pergi ke kota itu untuk berkhotbah kepada orang banyak yang berkumpul untuk perayaan Mardi Gras, menurut BBC.
Seperti diketahui, selama pandemi Covid-19 menyerang berbagai negara di dunia, banyak imbauan menyatakan agar orang-orang menghindari kerumunan.
Bahkan, berbagai kegiatan sampai dibubarkan demi mencegah penyebaran virus corona, karena kerumunan menyimpan risiko besar penularan virus ini.
Risiko besar itu bisa kita lihat misalnya dari klaster infeksi virus corona Indonesia yang sebagian berasal dari acara-acara seminar maupun pertemuan keagamaan.
Contoh lainnya adalah tragedi Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Malaysia. Acara ini menjadi tempat ratusan orang di Malaysia terinfeksi Covid-19.
Kasus pastor Spradlin juga nampaknya menjadi bukti betapa berbahayanya kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
Sebulan kemudian setelah ia mengunjungi perayaan Mardi Gras, Spradlin, yang juga seorang musisi kawakan yang dilantik ke Blues Hall of Fame pada 2016, meninggal dunia.
"Misinya adalah pergi ke pub, klub dan bar, bermain musik blues dan berhubungan dengan musisi dan hanya memberi tahu mereka bahwa Yesus mencintai mereka," kata putri Spradlin, Jesse Spradlin, 28, kepada BBC.
“Mardi Gras (pesta karnaval) seperti Times Square di New York selama Malam Tahun Baru. Lautan orang-orang hanya minum dan berpesta. Dia keras dan tertawa" sambungnya.
Spradlin mulai merasa tidak enak badan di New Orleans tetapi awalnya dinyatakan negatif untuk COVID-19.
Ketika ia berjuang melawan gejalanya, ia berbagi meme yang kontroversial pada 13 Maret.
Ia membandingkan kematian akibat virus korona dengan kematian akibat flu babi, Patch melaporkan .
Namun, meme itu tidak lagi terlihat di halaman Facebook-nya.
Apa isi meme yang dibagikan Spradlin?
Meme itu mengecam reaksi publik terhadap pandemi sebagai 'histeria massal' dan menyarankan media menggunakan wabah untuk menyakiti Presiden Trump.
Dalam komentarnya, pastor ini mengatakan dia percaya virus corona adalah masalah nyata, namun menurutnya media memompa rasa takut.
"Coronavirus adalah masalah nyata, tapi saya percaya media memompa rasa takut dan melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan,"
"Itu akan datang dan akan pergi," tulisnya, menurut Patch.
Virus Corona Dunia 8 April:1,4 Juta Kasus, 301.738 Sembuh, 81.889 MeninggalJumlah pasien dan korban virus corona di dunia masih terus mengalami peningkatan.
Mengutip Kompas.com yang melansir data dari Worldometers, kasus virus corona telah menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia hingga Rabu (8/4/2020) pagi.
Adapun jumlah kasusnya saat ini hampir menyentuh angka 1,5 juta atau tepatnya 1.424.140 kasus positif Covid-19.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 301.738 orang dilaporkan sembuh dari Covid-19.
Namun, sebanyak 81.889 orang lainnya meninggal dunia.
Baca Juga: Tak Ada Kapoknya, Baru 6 Hari Bebas karena Pencegahan Corona, Pria Ini Nekat Jadi Kurir Ganja
Berikut daftar 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak :