Advertorial

Sebut Virus Corona sebagai Histeria Massal yang Dibesar-besarkan, Pastor Ini Meninggal Dunia karena Mengidap Covid-19, Tertular Setelah 'Berani' Datangi Tempat Ini

Khaerunisa

Editor

Seorang pendeta Virginia yang mengkritik 'histeria massal' mengelilingi pandemi Covid-19 telah meninggal karena penyakit itu
Seorang pendeta Virginia yang mengkritik 'histeria massal' mengelilingi pandemi Covid-19 telah meninggal karena penyakit itu

Intisari-Online.com - Virus Corona menjadi pandemi yang 'menyerang' ratusan negara di dunia.

Jutaan orang di dunia telah terinfeksi virus ini.

Ada puluhan ribu kematian, meski jumlah pasien sembuh mencapai ratusan ribu.

Jumlah tersebut tentu tak bisa dikatakan main-main, menunjukkan bahwa pandemi ini adalah penyakit yang berbahaya.

Baca Juga: Beberapa Saat Sebelum Ajal Menjemput karena Covid-19 yang Diidapnya, Dalam Keadaan Sekarat Perawat Ini Kirimkan Pesan Terakhir yang Memilukan

Namun, seorang pastor di Virginia sempat mengkritik bahwa yang terjadi hanya 'histeria massal'.

Melansir Nypos.com (7/4/2020), Seorang pastor Virginia yang mengkritik 'histeria massal' mengelilingi pandemi Covid-19, dikabarkan telah meninggal karena penyakit Covid-19, menurut laporan baru.

Landon Spradlin, dari Gretna (sebuah kota kecil di tengah-tengah antara Lynchburg dan Danville), mulai merasa sakit ketika dia berada di New Orleans.

Spradlin pergi ke kota itu untuk berkhotbah kepada orang banyak yang berkumpul untuk perayaan Mardi Gras, menurut BBC.

Baca Juga: Gara-gara Pernah Beri Saran Ini pada AS Hingga Picu 2000 Pasien Corona Meninggal, WHO Disalahkan oleh Trump dan Kini Diancam Tidak Akan Lagi Mendapat Dana dari AS

Seperti diketahui, selama pandemi Covid-19 menyerang berbagai negara di dunia, banyak imbauan menyatakan agar orang-orang menghindari kerumunan.

Bahkan, berbagai kegiatan sampai dibubarkan demi mencegah penyebaran virus corona, karena kerumunan menyimpan risiko besar penularan virus ini.

Risiko besar itu bisa kita lihat misalnya dari klaster infeksi virus corona Indonesia yang sebagian berasal dari acara-acara seminar maupun pertemuan keagamaan.

Contoh lainnya adalah tragedi Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Malaysia. Acara ini menjadi tempat ratusan orang di Malaysia terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Seorang Ibu Tertular Virus Corona Hingga Harus Masuk ICU karena Kesulitan Napas, Setelah Anaknya Tak Mau Turuti Perintah Karantina Mandiri, Padahal Anaknya Baru Saja Lakukan Ini

Kasus pastor Spradlin juga nampaknya menjadi bukti betapa berbahayanya kerumunan di tengah pandemi Covid-19.

Sebulan kemudian setelah ia mengunjungi perayaan Mardi Gras, Spradlin, yang juga seorang musisi kawakan yang dilantik ke Blues Hall of Fame pada 2016, meninggal dunia.

"Misinya adalah pergi ke pub, klub dan bar, bermain musik blues dan berhubungan dengan musisi dan hanya memberi tahu mereka bahwa Yesus mencintai mereka," kata putri Spradlin, Jesse Spradlin, 28, kepada BBC.

“Mardi Gras (pesta karnaval) seperti Times Square di New York selama Malam Tahun Baru. Lautan orang-orang hanya minum dan berpesta. Dia keras dan tertawa" sambungnya.

Baca Juga: Bayi Ini Harus Diisolasi karena Terinfeksi Corona, 'Hanya' Gara-gara Ayahnya Mampir ke Tempat Ini, Padahal 'Hanya Sekejap'

Spradlin mulai merasa tidak enak badan di New Orleans tetapi awalnya dinyatakan negatif untuk COVID-19.

Ketika ia berjuang melawan gejalanya, ia berbagi meme yang kontroversial pada 13 Maret.

Ia membandingkan kematian akibat virus korona dengan kematian akibat flu babi, Patch melaporkan .

Namun, meme itu tidak lagi terlihat di halaman Facebook-nya.

Apa isi meme yang dibagikan Spradlin?

Baca Juga: Kim Jong Un Bukan Apa-apa, Diktator yang Satu Ini Juga Dikenal Kejam, Pernah Cungkil Mata dengan Pisau hingga Siksa 3.200 Orang

Meme itu mengecam reaksi publik terhadap pandemi sebagai 'histeria massal' dan menyarankan media menggunakan wabah untuk menyakiti Presiden Trump.

Dalam komentarnya, pastor ini mengatakan dia percaya virus corona adalah masalah nyata, namun menurutnya media memompa rasa takut.

"Coronavirus adalah masalah nyata, tapi saya percaya media memompa rasa takut dan melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan,"

"Itu akan datang dan akan pergi," tulisnya, menurut Patch.

Baca Juga: Bikin Petugas Kelelahan, di Tengah Pandemi COVID-19 Pria yang Meninggal Ini Dikuburkan Terduduk Rapi di Belakang Kemudi Dalam Mobil Kesayangannya, Keluarga: 'Semoga DIa Bahagia'

Virus Corona Dunia 8 April:1,4 Juta Kasus, 301.738 Sembuh, 81.889 MeninggalJumlah pasien dan korban virus corona di dunia masih terus mengalami peningkatan.

Mengutip Kompas.com yang melansir data dari Worldometers, kasus virus corona telah menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia hingga Rabu (8/4/2020) pagi.

Adapun jumlah kasusnya saat ini hampir menyentuh angka 1,5 juta atau tepatnya 1.424.140 kasus positif Covid-19.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 301.738 orang dilaporkan sembuh dari Covid-19.

Namun, sebanyak 81.889 orang lainnya meninggal dunia.

Baca Juga: Tak Ada Kapoknya, Baru 6 Hari Bebas karena Pencegahan Corona, Pria Ini Nekat Jadi Kurir Ganja

Berikut daftar 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak :

  1. Amerika Serikat, 394.587 kasus, 12.748 orang meninggal, total sembuh 21.674
  2. Spanyol, 141.942 kasus, 14.045 orang meninggal, total sembuh 43.208
  3. Italia, 135.586 kasus, 17.127 orang meninggal, total sembuh 24.392
  4. Perancis, 109.069 kasus, 10.328 orang meninggal, total sembuh 19.337
  5. Jerman, 107.663 kasus, 2.016 orang meninggal, total sembuh 36.081
  6. China, 81.740 kasus, 3.331 orang meninggal, total sembuh 77.167
  7. Iran, 62.589 kasus, 3.872 orang meninggal, total sembuh 27.039
  8. Inggris, 55.242 kasus, 6.159 orang meninggal, total sembuh 135
  9. Turki, 34.109 kasus, 725 orang meninggal, total sembuh 1.582
  10. Swiss, 22.253 kasus, 821 orang meninggal, total sembuh 8.704
Baca Juga: Bikin Petugas Kelelahan, di Tengah Pandemi COVID-19 Pria yang Meninggal Ini Dikuburkan Terduduk Rapi di Belakang Kemudi Dalam Mobil Kesayangannya, Keluarga: 'Semoga DIa Bahagia'

Artikel Terkait