Advertorial

Menyusul Anjing dan Kucing, Dunia Kini Mencatat Kasus Pertama Infeksi Virus Corona Baru ke Harimau, Ini Alasan Mengapa Virus Corona Bisa Berpindah Inang Dengan Cepat

May N

Editor

Intisari-online.com -Novel coronavirus 2019 atau Sars-CoV-2 tidak hanya menyerang manusia.

Telah diberitakan sebelumnya virus Corona jenis baru ini dapat menginfeksi hewan.

Anjing menjadi jenis hewan yang terinfeksi setelah virus ini menyerang manusia, disusul dengan kucing peliharaan.

Saat ini pun masih simpang siur asal muasal virus Corona jenis baru ini.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan di Microwave, Salah Satunya Buah Beku

Banyak pihak menyalahkan perdagangan hewan liar di Wuhan, China, membuat virus ini 'melompat' dari kelelawar dan kera kemudian menyerang manusia.

Jika benar demikian, maka Sars-CoV-2 dapat bermutasi dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan inangnya.

Pasalnya, setelah bermutasi untuk menyerang manusia, ia bisa melompat lagi untuk menyerang hewan jenis anjing dan kucing.

Melansir CNN International, telah diberitakan jika ada harimau yang telah terinfeksi virus Corona baru.

Baca Juga: Melalui Tangan Kanan Joko Widodo, Pemerintah Umumkan Kabar Gembira Tentang THR Saat Pandemi Corona, Simak Selengkapya Berikut Ini

Nadia, harimau di kebun binatang Bronx, New York, menjadi harimau pertama di dunia yang terserang Covid-19.

Harimau Malaya berumur 4 tahun positif terinfeksi virus Corona setelah memiliki gejala batuk kering.

Saat ini ia dirawat oleh tim medis, dan diharapkan oleh Komunitas Konservasi Hewan Liar Kebun Binatang Bronx, seperti dikutip dari press rilis mereka.

Nadia, nama harimau tersebut, ditemani saudarinya Azul, dua harimau Amur dan tiga singa Afrika telah memiliki gejala yang sama: batuk kering.

Baca Juga: Kim Jong Un Selalu Bawa Toilet Pribadi Saat Pergi, Ternyata Ia Sangat Takut Kotorannya Diambil Orang, Alasannya?

Uji Covid-19 pada harimau ini telah dikonfirmasi oleh Laboratorium Dokter Hewan milik Departemen Pertanian Amerika Serikat yang memiliki kantor di Ames, Iowa.

Gejala yang dialami Nadia dan hewan lainnya adalah nafsu makan menurun.

Namun selain itu mereka masih interaktif dengan penjaga mereka.

Masih belum jelas bagaimana penyakit tersebut akan berkembang di kucing besar, karena spesies yang berbeda akan bereaksi berbeda terhadap infeksi novel Coronavirus.

Baca Juga: Ada Lebih dari 300.000 Kasus Virus Corona, Rusia Kirim 60 Ton Peralatan Medis ke Amerika Serikat, 'Trump Sangat Bersyukur atas Bantuan Ini'

Keempat harimau yang sakit hidup di area Pegunungan Harimau.

Satu harimau Amur jantan yang hidup bersamaan dengan mereka tidak mengalami gejala apapun.

Sementara itu seekor harimau Malaya dan dua harimau Amur di area Hutan Asia juga tidak memperlihatkan gejala sakit.

Sementara itu macan tutul salju, cheetah, macan tutul awan, macan tutul Amur, dan puma tidak tunjukkan gejala sakit juga.

Baca Juga: Berlin Meradang, Kapal Pesanan 200 Ribu Masker dari China Justru Dibajak Amerika, 'Kami Siap Kerahkan Militer!'

Nadia dan hewan lain yang sakit terkena dari penjaga hewan yang terinfeksi dengan Covid-19 tanpa gejala.

Atau, mungkin saat penjaga hewan sudah terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala apapun.

Untuk sekarang, penanganan pencegahan yang tepat dilakukan oleh tim kebun binatang dengan semua staff penjaga hewan dites klinis, demikian pula dengan semua hewan yang ada.

Kebun binatang Bronx sendiri telah tutup sejak 16 Maret silam.

Baca Juga: Jangan Dilakukan Lagi, 7 Kebiasaan Sepele Saat Mandi Ini Ternyata Dapat Membahayakan Kesehatan Anda, Apa Saja?

Pihak Departemen Pertanian Amerika telah menyarankan siapapun yang terinfeksi Covid-19 untuk mengurangi kontak dengan hewan, temasuk hewan peliharaan.

Pasalnya masih belum diketahui efek Covid-19 kepada hewan, dan belum diketahui bisakah Covid-19 ditularkan dari hewan ke manusia.

Sampai sekarang kelelawar masih disalahkan sebagai sumber dari virus Corona yang baru.

Namun beberapa ilmuwan menganggap tuduhan tersebut tidak didasarkan dengan fakta yang ada.

Baca Juga: Karena 'Amplop' dari Tamu Undangan adalah Kunci Balik Modal, Tentang Kapolsek Kembangan yang Dipecat dan Mereka yang Pesta Pernikahannya Dibubarkan karena Wabah Corona

Bahkan menurut ilmuwan, manusia adalah sumber virus ini.

Perilaku manusia seperti penggundulan hutan, ditambah dengan perpindahan manusia yang terjadi dengan cepat setiap hari, telah membuat penyakit yang dulunya tersimpan di alam liar pindah untuk mencari inang baru.

Pertanyaan mendasar adalah bagaimana penyakit yang dianggap berasal dari kelelawar bisa kemudian menjadi pandemi bagi manusia?

Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang, memperbolehkan mereka tersebar dalam jumlah yang besar dari satu komunitas ke wilayah yang lebih luas lagi.

Baca Juga: Kabur dari Rumah Sakit Setelah Positif Covid-19, Wanita Ini Malah Lakukan Hal Berbahaya yang Bisa Bikin para Polisi yang Menangkapnya Tertular Virus Corona

Artinya, kelelawar dapat membawa patogen atau penyakit dalam jumlah yang besar.

Saat mereka terbang, aktivitas tubuh mereka menyebabkan kondisi mereka mencapai suhu tubuh yang tinggi, seperti demam.

Kondisi tersebut terjadi setidaknya dua kali sehari untuk kelelawar.

Oleh sebab itu, patogen seperti virus yang telah berevolusi di kelelawar telah beradaptasi dengan suhu tubuh yang tinggi seperti itu.

Baca Juga: Kalau Kim Jong Un Digulingkan, Inilah Sosok Orang yang Akan Menggantikannya

Hal tersebut membuat Andrew Cunningham, pakar epidemiologi kehidupan liar di London khawatir ketika penyakit yang ada di kelelawar pindah ke spesies lain.

Contohnya di manusia, demam adalah mekanisme pertahanan tubuh berupa suhu tubuh meningkat untuk membunuh virus.

Namun jika virus tersebut sudah terbiasa berada di tubuh kelelawar yang selalu panas, maka mekanisme demam di manusia mungkin tidak berdampak apa-apa untuk virus tersebut.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait