Advertorial
Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia hampir menyentuh angka 2.000 kasus.
Dan di tengah kekhawatiran tersebut, ada laporan beberapa pasien positif virus corona keluyuran.
Contoh, dilansirTribun Sumsel padaSabtu (4/4/20),pasien kasus 09 asalPrabumulih, Sumsel keliling kota naik ojek padahal dinyatakan positif virus corona.
Bukan hanya itu saja, pasien kasus10 jugadisebut pergi ke Grapari yang tak jauh dari rumahnya.
Lalu ada seorang perempuandi kawasan Kebon Baru, Tebet,Jakarta Selatan yang dinyatakanpositif terjangkit virus corona.
Tapi pasien yangsudah dinyatakan positif corona sejak pekan lalu ini masih keluyuran dan enggan ditegur petugas.
Dilaporkan dia kabur padaSelasa (31/3/2020).
Itu belum seberapa.
Masih ada beberapa kasus lainnya di mana pasien positif virus corona yangkabur dari ruang isolasi atau pasien status ODP yang tidak lakukan isolasi di rumah masing-masing.
Untuk kasus seperti ini, belum ada hukuman pasti bagi yang melakukan aksi tersebut.
Saat ini, pihak rumah sakit berusaha membawa mereka kembali ke rumah sakit untuk diisolasi.
Namun di Korea Utara berbeda.
Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (4/4/2020), seorang pejabat Korea Utara (Korut) yang dikarantina karena diduga terinfeksi virus corona ditembak mati.
Hal ini karena diapergi ke pemandian umum.
Pejabat bidang perdagangan itu ketahuan dan ditangkap. Dia dieksekusi di lokasi pemandian oleh otoritas negara komunis tersebut.
Si pejabat yang tidak disebutkan identitasnya itu langsung dikarantina setelah kembali dari perjalanan di China, dilansir Donga via Daily Mirror padaKamis (13/2/2020).
Begitu petugas pemerintahan Korea Utara itu ketahuan pergi ke pemandian umum, dia segera diseret dan ditembak mati.
Sedangkan pejabat lain yang bekerja di Badan Keamanan Nasional Korea Utara diturunkan jabatannya di pertanian karena diam-diam melakukan perjalanan ke China.
Tak hanya itu, pemerintah Korea Utara juga akan menembak mati warga China yang berani menyebrang ke perbatasan Korea Utara.
Hingga kini, pemerintah Korea Utara telah mengklaim bahwa tidak ada kasus virus coronadi negara mereka.