Advertorial
Intisari-Online.com - Per tanggal 1 April 2020 pukul 15.52 WIB, ada 103 pasien virus corona (Covid-19) di Indonesia yang dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit.
Di antara mereka ada Muyin, salah satu dari empat pasien di Semarang, Jawa Tengah.
Pemuda asal Rembang ini mengaku terinfeksi corona setelah ia pulang bekerja sebagai buruh proyek di Bali.
Sebelumnya, ia mengeluhkan gejala yang terindikasi corona seperti demam, batuk dan sesak napas.
Berbeda dengan pasien sembuh bernama Sutan Baiti asal Kaliwungu Kendal.
Perempuan yang berprofesi sebagai perawat ini awal terinfeksi corona setelah melakukan kontak dengan pasien positif corona saat di RS Colombia Semarang.
"Awalnya memang enggak terasa apa-apa cuman pilek saja dan tenggorokan enggak enak."
"Karena lagi musim corona jadi saya agak parno gitu daripada nanti kalau positif membahayakan keluarga, saya inisiatif saja periksa di rumah sakit tempat saya kerja."
Selain itu, pasien sembuh lainnya bernama Lastri warga Susukan Kabupaten Semarang juga turut bercerita tentang pengalamannya bagaimana ia bisa terjangkit corona.
Lastri mengaku, usai pulang dari Bali tubuhnya terasa lemas dan tulang terasa begitu sakit.
Ia sempat dirawat di UGD RS Ken Saras Kabupaten Semarang namun akhirnya dirujuk ke RSUD KRMT Wongsonegoro.
“Selama diisolasi di sini, kami istirahat total. Semua perawat selalu memberi semangat."
"Teman-teman dan keluarga juga selalu menguatkan kami."
"Sekarang sudah merasakan sehat, tulang-tulang juga sudah gak sakit lagi. Cuma tambah gemuk," katanya.
"Kuncinya hidup sehat, makan makanan sehat, sayur, vitamin, dan dibuat gembira."
"Saya sangat berterimakasih kepada para perawat dan dokter di sini yang membuat kami kembali sehat,” ujarnya.
Selanjutnya, pasien sembuh bernama Risa, warga Kedung Mundu Semarang ini terinfeksi corona usai ia mengikuti pameran UMKM nasional di beberapa kota.
Ia mengaku awalnya tidak merasakan gejala terkait corona.
Namun ia menduga tertular virus corona saat melakukan kontak dengan orang-orang yang datang menghadiri pamerannya.
“Waktu saya pameran di Kuta, Bali 7 hari masih belum terasa apa-apa bisa jalan-jalan ke pantai.
"Habis itu lanjut ke Surabaya 7 hari, waktu itu udah ramai corona tapi saya masih berpikir positif," ceritanya.
"Selanjutnya saya pameran di Bandung 7 hari. Pas di Bandung itu kurang tiga hari pameran saya udah mulai terasa sesak napas."
"Padahal saya enggak ada riwayat sakit apapun. Minum sama makan sampai keluar dari hidung tapi masih saya tahan," kata Risa.
Sementara itu, Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang Susi Herawati mengatakan keempat pasien yang sembuh tersebut telah dinyatakan negatif dan dipastikan tidak akan menularkan.
Mereka telah dirawat selama 14 hari dan telah menjalani swab sebanyak dua kali dan hasilnya negatif.
“Tidak ada obat khusus, tapi bagaimana kita merawat dengan meningkatkan imunitas tubuh pasien menjadi lebih kuat."
"Sehingga bisa melawan corona," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, caranya dengan istirahat cukup, makanan sehat, sayuran, vitamin, dan antivirus oseltamivir.
Dan, yang penting membuat pasien merasa gembira, karena apabila secara psikisnya sehat maka daya imun akan meningkat.
“Meski pasien sembuh sudah boleh pulang, kami tetap memantau."
"Sekarang ini yang penting adalah bagaimana kita tidak tertular dan menularkan."
"Tingkatkan daya imun, jangan panik, jaga daya tahan tubuh, makan sehat, dan sering cuci tangan,” katanya.
Hingga kini, di RSUD KRMT Wongsonegoro tercatat sebanyak 40 pasien dalam pengawasan (PDP) dengan satu orang dinyatakan positif Covid-19 dan telah diisolasi.
Jumlah tersebut termasuk dalam 193 hasil rapid test ODP dan PDP yang ditangani pihak RSUD KRMT Wongsonegoro.
(Riska Farasonalia)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Cerita 4 Pasien Sembuh dari Corona di Semarang, Kuncinya Gembira")
Baca Juga: Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Siapa yang Penuhi Kebutuhan Dasar Warga?