Advertorial
Intisari-Online.com – Dikabarkan beberapa tahun yang lalu, seorang wanita asal Baltimore, Amerika Serikat harus kehilangan indung telur, rahim, dan jari kakinya.
Tanai Smith, saat itu menggunakan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD).
Kemudian alat kontrasepsi tersebut diketahui masuk ke dalam perutnya.
Awalnya, ia ditawari untuk memasang alat kontrasepsi enam minggu setelah kelahiran putrinya tahun 2014.
Ia diberitahu bahwa kontrasepsi itu akan efektif selama lima tahun, tetapi pada pemeriksaan tahunan, seorang ginekolog pada Oktober 2017 mengatakan bahwa ia tidak menemukan IUD itu.
Hingga suatu hari, ia merasa sakit pada perutnya dan dokter menemukan IUD tersebut ada dalam perutnya.
Beruntungnya, Tanai berhasil pulih.
Diketahui, ketika seorang ibu memutuskan untuk menunda kehamilan, maka dokter sering memberi pilihan untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Ada berbagai alat kontrasepsi bila menjadi pilihan untuk menunda kehamilan.
Seperti pil, suntik, kondom, vasektomi, kontrasepsi darurat, kontrol kelahiran, implan, atau alat kontrasepsi intrauterine device(IUD).
Dan IUD-lah yang paling popular.
Sebab, ia bisa bertahan lama, sangat efektif dalam mencegah kehamilan, dan sangat aman.
Tidak heran jika banyak wanita yang menggunakanalat kontrasepsi ini daripada kontrasepsi yang lain.
Bahkan dalam sebuah hasilpollingyang dirilis oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penggunaanIUDoleh obgyn perempuan tiga kali lebih besar dari pada masyarakat umum.
Hanya saja, walau aman dan tahan lama hingga bertahun-tahun, ternyata IUD ini juga punya risiko fatal jika berpindah tempat atau menembus dinding rahim.
MelansirNCBI, risiko kesehatan yang bisa muncul akibat penggunaan IUD adalahperforasi rahim (KB Spiral menembus dinding rahim), kehamilan (baik intrauterin dan ektopik), dan penyakit radang panggul.
Untuk kasus yang dialami Tanai, ia tembus ke dalam perut.
Untuk berjaga-jaga, ini beberapa efek samping dari pemakaian IUD yang jarang diketahui oleh orang.
1. Masalah menstruasi
Efek ini mungkin umum terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi apa saja.
Umumnya pengguna KB spiral akan merasa kram dan sakit perut ketika sedang menstruasi.
2. Kista ovarium
Melansir lamanTribun Wow, pemasangan alat KB spiral setelah kelahiran berisiko terkena kista ovarium.
Hal ini terjadi ketika alat ini berpengaruh terhadap keadaan hormon progesteron orang tersebut.
Baca Juga: Bahaya Tersembunyi di Balik Alat Kontrasepsi KB Implan, Peringatan Buat Para Wanita!
3. Penyakit radang panggul
KB spiral pada dasarnya adalah benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Ketika tubuh menolak, maka akan terjadi penyakit radang panggul.
4. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dapat terjadi karena pemasangan ini.
Kehamilan di luar kandungan berarti janin yang dikandung tidak mampu tumbuh dengan baik. (Mentari DP)
Baca Juga: Mengenal 4 Alat Kontrasepsi pada Pria, Mana yang Ampuh Cegah Kehamilan?