Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini Italia adalah negara dengan jumlah korban meninggal akibat virus corona terbanyak di dunia, bahkan melampaui China.
Jumlahnya terus bertambah besar dan menyebabkan negara dalam kondisi menprihatinkan.
Sementara kabar duka terus muncul di negeri pizza tersebut, sebuah rekaman yang menunjukkan situasi mencekamnya Italia berhasil ditangkap oleh Sky News.
Mengutip Business Insider pada Jumat (27/3/2020), rekaman menyedihkan itu disebut di Bergamo salah satunya di rumah sakit yang menampung pasien virus corona terbanyak di Italia.
Dalam rekaman itu para dokter berjuang mati-matian untuk mengendalikan wabah yang entah kapan akan berakhir.
Video tersebut disiarkan oleh Sky News dari rumah sakit Papa Giovanni XXVIII menunjukkan bangsal darurat yang dirubah menjadi ruang ICU.
Hingga Jumat (27/3/2020), 4.645 orang di Bergamo dinyatakan positif virus corona.
Itu lebih banyak dibandingkan kota-kota lain di Italia, menurut data yang dipublikasikan surat kabar Corrie Della Sera.
Namun, jumlah kematian di Bergamo belum disebutkan.
Rekaman itu menunjukkan bangsal dengan lebih banyak pasien dapipada petugas medis.
Staf rumah sakit tampak kewalahan menghadapi lonjakan pasien rumah sakit yang terus bertambah.
Kepala perawatan rumah sakit Dr. Roberto Cosentini mengatakan, "Ini adalah pneumonia yang sangat parah, dan itu adalah ketegangan besar untuk semua sistem kesehatan."
"Kami melihat setiap hari, 50-60 pasien datang ke unit gawat darurat dengan pneumonia, kebanyakan dari mereka sangat parah dan membutuhkan volume oksigen tinggi," katanya.
Dia menambahkan, "Jadi kami harus menata kembali ruang gawat darurat dan rumah sakit kami, tiga tingkat perawatan Intensif."
Sebagian besar layanan publik di kota itu dalam kondisi krisis.
Bahkan untuk menangani mayat korban Covid-19 saja mereka kewalahan, hingga harus mengerahkan militer untuk membantu.
Pada Rabu (25/3) 15 truk militer Italia mengangkut sekitar 60 mayat ke lokasi kremasi di 12 kota di Italia Utara.
Karena satu-satunya rumah kremasi di Bergamo mengaku tak sanggup mengkremasi jumlah mayat yang terus berdatangan.
Mereka hanya mampi mengkremasi 25 mayat sehari, itupun harus digeber selama 24 jam penuh.
Sementara situasi ini memaksa kota Bergamo untuk menerapkan lockdown, acara kebaktian di gereja ditangguhkan, dan warga dikurung di rumah sejak 8 Maret.
Pada Kamis (26/3) Stefano Fagiuoli, kepala departemen kedokteran hingga meminta bantuan melalui situs GoFoundMe.
Namun di tengah kabar buruk yang menimpa Italia, ada sebuah keajaiban terjadi di mana bayi berusia 22 hari dengan positif Covid-19 berhasil disembuhkan dan diizinkan pulang.