Advertorial
Intisari-Online.com - Peraturan tes virus corona di seluruh dunia sama.
Jika seseorang positif virus corona, maka orang terdekatnya, seperti keluaga, atau mereka yang memiliki kontak dengan pasien, harus segera di tes.
Sebab, kemungkinan besar mereka juga terpapar virus corona.
Itulah yang dirasakanEva Rahmi Salma.
Baca Juga: 'Bohong Kalau Kami Tidak Takut', Dokter Ini Bagikan Kisahnya Jadi Garda Terdepan Lawan Virus Corona
Dilansir dari kompas.com pada Jumat (27/3/2020), kedua orangtuaEva Rahmi Salma meninggal dunia karenapositif Covid-19.
Lalu adiknya kini tengahdiisolasi karena positif Covid-19.
Namun Eva Rahmi Salma mengaku tetap kesulitan mendapatkan pemeriksaan swab.
Padahal, kata Eva, saat ibunya masih berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) di rumah sakit yang bukan menjadi rujukan Covid-19, Eva kontak dekat dengan pasien.
"Saya setiap hari datang saya lap-in, saya bantuin Mama juga ke kamar mandi itu awalnya."
Baca Juga: Pemkot Tegal Terapkan 'Local Lockdown', Akses Masuk Kota Ditutup Pakai Beton hingga 4 Bulan ke Depan
"Ternyata habis itu dokter tahu saya dilarang karena kan kalau kamar mandi harus lepas oksigen dan sedangkan Mama ternyata sesak banget emang enggak bisa lama-lama untuk dilepas."
"Saya yang nyuapin Mama juga kadang suka batuk di depan saya," kata Eva saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (26/3/2020).
Setelah ibunya dirujuk ke RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Eva sempat mencoba memeriksakan apakah dirinya juga terpapar virus asal Wuhan, China ini.
Tetapi saat itu, permohonannya ditolak pihak rumah sakit karena tidak menunjukkan gejala.
Bahkan Eva mengaku, dua kali ia mendapat penolakan dari rumah sakit.
Setelah ibunya meninggal di hari Kamis (19/3/2020) dan ayahnya juga meninggal pada Sabtu (21/3/2020), Eva kembali berinisiatif memeriksakan apakah dirinya juga terpapar virus corona.
Terlebih adiknya juga sudah dinyatakan positif Covid-19, namun masih belum diisolasi.
Masyarakat juga banyak mengkhawatirkan bahwa Eva terkena Covid-19 meski tanpa gejala.
Eva mencoba mendapatkan swab test di RSUD Tarakan.
Di sana ia datang dari pukul 17.30 WIB hingga ber jam-jam, tapi tak ada dokter yang menemuinya.
Baca Juga: Jilat Toilet untuk Lakukan 'Coronavirus Challenge', Pria Ini Positif Virus Corona
Justru ia mendapat bentakan dari suster jaga saat mencoba menanyakan terkait pemeriksaan yang tak kunjung ia dapatkan itu.
Tak mendapatkan kejelasan, Eva lantas dibawa suaminya untuk pulang saja ke rumah dan mengisolasi diri sendiri.
"Saya aja udah hopeless, biarin aja deh aku stay di rumah aja."
"Tapi akhirnya dibantu oleh temanku yang memang dia kenal dokter di Dinkes nya."
"Langsung dari Dinkes nya itu koordinasi dengan Puskesmas terdekat akhirnya langsung ngetes saya," ujar Eva.
Meski sudah mendapatkan serangkaian tes terkait Covid-19, masih ada yang janggal di hati Eva.
Pihak yang melakukan tes mengatakan hanya akan menghubungi Eva ketika ia dinyatakan positif Covid-19.
"Tapi kan kita jadi cemas ya."
"Yang ada kan kita yang jadi down, deg-degan kapan kita akan ditelepon atau gimana benar-benar negatif atau enggak," ujar Eva.
(Jimmy Ramadhan Azhari)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Meski Orangtuanya Meninggal karena Covid-19 dan Adiknya Dinyatakan Positif, Perempuan Ini Kesulitan Tes Swab")
Baca Juga: Sering Ditanyakan, Presiden Jokowi Ungkap Alasannya Tak Pilih Lockdown Demi Perangi Virus Corona