Advertorial
Intisari-online.com - Sebagai negara pertama di dunia tempat asal mula wabah virus corona berasal, China justru menjadi negara terbaik dalam memerangi wabah ini.
Hal itu terbukti dari penurunan signifikan yang ditunjukkan oleh negeri panda tersebut.
Tercatat beberapa waktu lalu, di Wuhan tempat episentrum wabah corona, pernah mengalami penurunan hingga titik terendah di angka nol.
Meski demikian, kini China sedang bersiap menghadapai gelombang kedua pasca munculnya kasus impor ke negaranya.
Namun, upaya Beijing untuk mengendalikan Covid-19 cukup luar biasa dan tentu saja bisa ditiru oleh beberapa negara.
Ahli menyebut sistem terpusat di China memungkinkan satu suara hingga mobilisasi sumber daya bisa dikendalikan.
Melansir dari AFP melalui Kompas.com ada beberapa langkah yang dilakukan China untuk mengontrol penyebaran virus corona.
Apa saja langkah yang dilakukan China tersebut simak di bawah ini:
1. Tutup dan Tahan
Pada Januari lalu China melakukan lockdown di Wuhan, Provinsi Hubei, langkah ini dianggap efektif dengan menempatkan 11 juta penduduknya dalam karantina ketat.
Langkah ini kemudian diikuti kota lain di Hubei.
China juga melarang warganya di seluruh negeri untuk tidak bepergian dan tetap di rumah saja pada masa itu.
Sementara China adalah negara yang notabene memiliki lingkungan padat.
"Dua pekan setelah masa inkubasi, jumlah infeksi mulai berkurang," kata Sharon Lewin dari Universitas Melbourne.
Kemudian, mereka juga menerapkan Social Distancing ketat, dan karantina mandiri sejak saat itu negara Eropa dan beberapa bagian di AS mengikutinya.
2. Mobilisasi Massa
Pemerintah pusat bergerak cepat dengan mengerahkan 42.000 dokter dan perawat, ke Hubei untuk membantu tim medis yang kewalahan menghadapi lonjakan korban Covid-19.
Bahkan, palang merang China juga dikirim ke Italia yang saat ini sedang mengalami lonjakan tertinggi akibat virus corona.
Meski demikian, tindakan China memobilisasi petugas medis untuk terjun ke daerah terdampak Covid-19 bukan tanpa korban.
Menurut data pada Maret lebih dari 3.300 dokter dan petugas medis lain terinfeksi virus corona, dengan 13 di antaranya meninggal dunia.
Namun, China juga melakukan hal luar biasa dengan membangun rumah sakit khusus hanya dalam 6 hari untuk menampung ribuan pasien.
3. Masker dan pengecekan
Hampir sebagaian besar masyarakat China menggunakan masker, bahkan mereka tidak diizinkan masuk ke apartemen atau kantor jika tidak mengenakannya.
Penggunaan masker secara luas dipercaya mengurangi penyebaran wabah tersebut, terutama bagi mereka yang menunjukkan gejala.
Menurut Xinhua Daily News, selama krisis China memproduksi masker N95 dalam jumlah 1,6 juta setiap harinya.
Kemudian, pos pemeriksaan juga disediakan dengan pengecekan suhu tubuh di beberapa tempat seperti toko, atau tempat umum.
Jika suhu tubuh mencapai 3,8 derajat celcius mereka akan langsung diisolasi, dengan cara tersebut pemerintah akan langsung mengecek apakah yang bersangkutan pernah pergi ke zona merah.