Advertorial
Intisari-Online.com - Selain sejumlah satuan di TNI dan juga POLRI, sejumlah perusahaan swasta yang tersebar di Indonesia juga mengoperasikan helikopter untuk keperluan transportasi.
Pemakaian helikopter baik milik perusahaan bersangkutan maupun heli charteran digunakan untuk mengatasi rute transportasi yang makan waktu jika harus melakukan perjalanan melalui darat, apalagi medannya juga sangat sulit.
Semua penerbangan helikopter swasta itu selalu terpantau oleh Air Traffick Control (ATC) bandara atau radar pangkalan udara TNI AU terdekat karena semua penerbangan di ruang udara Indonesia memang harus diketahui oleh TNI AU.
Jika sebuah helikopter sampai mengalami musibah maka posisi heli yang jatuh atau sedang melakukan pendaratan darurat akan segera diketahui koordinatnya oleh pemantauan radar TNI AU dan juga bandara terdekat sehingga segera bisa dilakukan langkah evakuasi dan operasi SAR.
Heli transpor milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP) yang jatuh di Morowali, Sulawesi Tengah (Jumat (20/4/2018).
Baca juga:Bertempur dengan Helikopter Sipil, Pasukan TNI Gunakan Gelas sebagai Alat Pelontar Granat
Lokasi berada di perkotaan dan di lingkungan PT IMIP sehingga segera diketahui dan dilakukan penanganan.
Karena ada satu korban jiwa warga lokal akibat jatuhnya heli, kepolisian setempat akan turun tangan untuk melakukan penanganan sesuai standar kepolisian.
Misalnya mengidentisikasi korban, meminta pertangguangjawaban sosial terhadap operator heli, dan memeriksa identitas semua penumpang heli.
Tapi untuk investigasi akibat jatuhnya heli tetap dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan hasil investigasi biasanya memerlukan waktu beberapa bulan.
Jika dilihat dari awak pesawat (pilot dan kopilot) serta sejumlah penumpang (7 orang) yang selamat bisa dipastikan semuanya mengenakan sabuk pengaman.
Selain itu, ketika jatuh atau mengalami crash landing posisi heli tidak terlalu tinggi dari daratan (helipad) sehingga para awak dan penumpangnya tidak mengalami cedera parah atau tewas.
Baca juga:Narsis atau Totalitas? Pria Ini Rela Menyewa Helikopter Hanya Untuk Membuat Wanita Terkesan
Namun ciri khas heli saat jatuh dan ada kemungkinan sedang mengalami kerusakan mesin. Sehingga kehilangan daya angkat, heli akan berada pada posisi terbalik karena kedua mesin berada di atas.
Posisi mesin heli yang berada di atas itu membuat heli juga ‘berat di atas’ maka saat jatuh bagian mesin dan baling-baling (blade rotor) yang terlebih dahulu menyentuh daratan.
Jika baling-baling masih berputar, heli yang dalam posisi miring atau bahkan terbalik itu bisa ‘mencacah’ benda sekitar termasuk manusia.
Satu korban tewas akibat jatuhnya heli di Morowali kemungkinan warga sekitar atau pekerja PT IMIP yang tersambar baling-baling.
Larena posisi heli saat jatuh selalu dalam posisi terbalik, membuat para awak dan penumpangnya di dalamnya hanya bisa pasrah dan keselamatannya tergantung dari seatbelt yang dipakai.
Dalam kecelakaan heli, para awak dan penumpangnya sesuai prosedur keselamatan baru keluar dari heli setelah mesin dimatikan dan posisi heli diam.
Jika heli jatuh di laut atau mendarat darurat di danau, posisi heli juga akan terbalik dan dalam hitungan detik para awak dan penumpang akan membuka pintu lalu keluar dari dalam air.
Khusus untuk heli yang jatuh di air, para awak dan penumpangnya seharusnya pernah mendapat pelatihan teknik menyelamatkan diri HUET (Helicopter Underwater Escape Training) sehingga tidak panik saat heli mendarat darurat atau jatuh di air.
Untuk para pekerja pengeboran minyak di lepas pantai HUET menjadi syarat utama yang harus dimiliki para pekerja mengingat resiko jatuh di air laut sewaktu naik heli cukup tinggi.
Tapi untuk para pekerja di darat seperti sejumlah karyawan warga negara China PT IMIP, memiliki sertifikat HUET bukan keharusan meski jika punya akan lebih baik.
Yang pasti semua awak dan penumpang yang selamat rupanya sudah melakukan prosedur keselamatan terbang secara benar.
Semua pakai seatbelt, tidak panik saat heli jatuh, dan keluar dari heli setelah mesin heli dimatikan.
Ada kemungkinan para penumpang sudah berpengalaman naik heli, apalagi semua warga laki-laki China pernah mendapatkan pelatihan wajib militer dan tidak asing dengan helikopter. (dari perbagai sumber)
Baca juga:Mujurnya Nasib Helikopter TNI AU Meski Sudah Dilubangi 23 Peluru Musuh