Advertorial
Intisari-Online.com – Salah satu penyakit paling populer di zaman ini ialah kelebihan kolesterol atau hiperkolesterolemia.
Ia ditakuti lantaran bisa mengganggu kesehatan jantung. Dengan berpantang makanan sumber kolesterol, kadar kolesterol darah ini bisa dikurangi.
Simak tulisan Drs. B. Dzulkarnain, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1999 berikut ini.
Beberapa tanaman yang telah diteliti dan memberi indikasi positif dalam penyembuhan hiperkolesterolemia di antaranya adalah tanaman yang biasa dipakai sbeagia bahan sayur dan bumbu dapur.
Baca Juga: Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita Biasanya Lebih Rendah daripada Pria, Sebelum Wanita Menopause
Umpamanya bawang putih, bawang prei, seledri, temulawak, belimbing wuluh, kunyit, dan teh hijau.
Selain bisa dibuat oleh tubuh di dalam hati, kolesterol yagn merupakan substansi lemak itu hanya ditemukan dalam bahan makanan hewani.
Dua komponen penting dari kolesteorol adalah LDL (low density lipoprotein), yang disebut pula kolesterol “jahat” dan HDL (high density lipoprotein), yang disebut kolesterol “baik”.
Sebenarnya, kita hanya perlu sejumlah kecil kolesterol yaitu untuk membuat dan memelihara sel-sel saraf serta untuk membuat hormon.
Baca Juga: Gejala Kolesterol Rendah Tidak Ada Nyeri Dada, Namun Lebih ke Gejala Depresi dan Kecemasan
Kalau kadar kolesterol dalam pembuluh darah berlebihan, maka sebagian kolesterol itu akan mengendap.
Hal ini memungkinkan terjadinya kalsifikasi atau pengapuran sehingga pembuluh darah tidak elastis lagi.
Akibatnya, timbul tekanan darah tinggi.
Keadaan itu dapat membahayakan, terutama bila sampai menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Apalagi pembuluh yang pecah adalah pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Bila pengapuran terjadi di pembuluh darah jantung, organ vital ini akan kekurangan pasokan darah sehingga kekuatannya berkurang.
Kalau aliran darah sampai tersendat, akan terjadi infark jantung yang membuat denyut jantung tidak teratur atau sama sekali tidak kuat. Akibatnya bisa fatal.
Bawang putih (Allium sativum)
Pada hewan percobaan, bawang putih terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol serum dan trigliserida dalam serum darah. Ia juga dapat menaikkan kadar HDL, serta meningkatkan aktivitas fibrinolitik.
Baca Juga: Meski Sering Kali Tanpa Gejala Kolesterol Tinggi Harus Diwaspadai dan Ini Cara Mengatasinya
Umbi bawang putih ini bisa mencegah terjadinya infiltrasi (penyusupan) lemak, menghambat atua mencgah agregasi platelet (bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah), sehingga penggumpalan darah tidak terjadi.
Semua ini mencegah terjadinya pengapuran dan tekanan darah tinggi serta serangan jantung (koroner).
Diperlukan dua siung bawang putih atau sekitar 4 g setiap kali mengonsumsinya. Umbi putih dengan rasa menyengat ini dikunyah hingga halus baru ditelan. Setelah itu minum air hangat secukupnya. Ini dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari.
Seledri (Apium graveolens L.)
Kadar kolesterol dalam hewan percobaan yang diberi rebusan daun seledri ternyata menurun.
Di dalam daun seledri terkandung senyawa glukosida, paiin, dan apoil yang memberi aroma khas.
Namun, senyawa apa yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol darah belum terungkap.
Bila daun ini dipilih sebagai obat, diperlukan sebatang seledri yang direbus dengan satu gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, minumlah air rebusan itu.
Dalam sehari cukup minum satu kali.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan kunyit (Curcuma domestica)
Keduanya dapat menurunkan kadar kolesterol darah hewan percobaan.
Dengan dosis 6 ml, 8 ml, dan 10 ml, rimpang temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah kelinci yang mengalami hiperlipidemia.
Pada dosis 10 mg, 15 mg, dan 20 mg kurkuminoid temulawak menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida.
Khusus pada dosis 20 mg, pengaruh yang diberikan berupa peningkatan HDL-kolesterol darah.
Sementara, kunyit mempunyai sifat menurunkan kadar kolesterol pada tikus.
Ini berkat kurkumin yang terkandung di dalamnya.
Daun bawang prei (Allium porrum L, A. fistulosum L.)
Termasuk yang telah diteliti kemampuannya dalam menurunkan hiperkolesterolemia.
Dalam penelitian itu, digunakan tikus yang diberi ekstrak daun bawang prei yang jumlahnya setara dengan 10 g bawang daun/kg BB (berat badan)/hari selama 60 hari tanpa diet sukrosa (gula tebu atau bit).
Hasilnya ternyata meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol darah tikus.
Tapi pada tikus yang dietnya diberi sukrosa, pemberian ekstrak dengan jumlah dan jangka waktu sama ternyata dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol darah.
Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Yang biasa digunakan sebagai bagian dari bumbu masak atau sayur, terbukti pula menurunkan kadar kolesterol darah.
Dari penelitian terbukti, air perasan belimbing wuluh dengan volume 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, dan 2,5 ml secara oral pada tikus putih dapat menurunkan kadar kolesterol dalam serum darahnya.
Sementara pada dosis tertentu, 0,54 g/200 g BB, teh hijau ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan berat badan tikus putih.
Tapi teh hijau tidak mempengaruhi kadar kolesterol HDL.
Bagaimanapun pengobatan merupakan langkah baik untuk menurunkan kadar kolesterol darah yang telanjur tinggi.
Namun, tindakan pencegahan tetap lebih baik.
Beberapa patokan sederhana untuk mencegah hiperkolesterolemia di antaranya menambah kadar serat dapat larut dalam diet dengan makan buah-buah, sayuran, kacang-kacangan, dan bebijian; memilih lauk produk daging putih atau ikan; menyingkirkan kulit sebelum memasak ayam; memilih daging tak berlemak dan membuang semua lemak yang ada, serta mengonsumsi dalam porsi sedang.
Juga membatasi jumlah kacang tanah yang dikonsumsi; membatasi penggunaan mentega, margarin, keju, dan minyak goreng dari kelapa atau kelapa sawit, sebaliknya gunakan minyak bunga matahari, kedelai, kanola, atau minyak zaitun; memilih produk-produk makanan dan minuman yang tanpa atau rendah lemak; dan bila kelebihan bobot badan, sebaiknya lakukan penurunan bobot badan olahraga.