Benny merupakan seorang sparing partner yang sepadan bagi Lanny. Rini, kakaknya, pada tahun 1965 pernah merenggut gelar juara dalam kejuaraan tertutup Jabar dalam ganda putera junior bersama Sie Hong Bing, adik juara Indonesia, Sie Nie Sie.
Lanny beruntung sekali mempunyai ayah penggemar sport dan seorang pemain tenis, yang mempunyai cukup kemahiran dan pengamatan mendalam untuk melatih anaknya sendiri.
Namun pernah ayahnya hendak menyerahkan Lanny untuk digembleng oleh ayah Sie Nie Sie yaitu Sie Jong Djioe SH, ketika yang tersebut belakangan ini menawarkan diri untuk melatih Lanny.
Untunglah, kemudian Sie Jong Djioe tidak muncul-muncul hingga Dr. Kaligis sendirilah yang akhirnya membimbing anaknya.
Baca juga: Meski Didera Konflik Bersenjata, Suriah Siap Meriahkan Asian Games 2018 di Indonesia
Selain membimbing Lanny dalam permainannya, Dr. Kaligis menuntunnya dalam pembentukan mental olahraga. Karena ayahnya seorang dokter, maka dalam hal makanan Lanny dapat terjaga.
Kiranya hal makanan inilah yang membawa Lanny dalam keadaan fisik yang memberinya kemampuan untuk selama sembilan hari di Bangkok bertanding tiga kali sampai pada babak terakhir dan sekali sampai pada babak semi final, dan mencapai sukses yang diinginkan.
Mendaki tangga kejuaraan
Enam bulan setelah ia mulai bermain tenis secara sungguh-sungguh Lanny sudah terjun di lapangan pertandingan. Pertama-tama ia kalah dengan angka yang cukup mengesankan, 0-6, 0-6. Tetapi ia kalah dari anak Tegal, yang kemudian baru kalah di babak semi final.
Tornoi yang pertama itu ialah kejuaraan yunior se-Jabar di Bandung. Lanny waktu itu berlomba dalam kelas remaja. Pengalaman pertama yang cukup pahit itu sedikitpun tidak mengecilkan hatinya.
Pada hari Paskah tahun 1964, Lanny turut serta dalam kejuaraan junior Maesa seluruh Indonesia di Jakarta. Karena tidak cukup peserta yunior perempuan, maka tornoi tersebut terbuka untuk pemain-pemain dari kedua kelamin.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR