Advertorial
Intisari-Online.com - Menanggap serangan global virus corona (Covid-19) sebagai pagebluk (Serangan penyakit secara meluas, red), warga Dusun/Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, mempunyai cara unik untuk menangkalnya.
Mereka kembali membangkitkan tradisi thethek molek.
Ini dilakukan sebagai sarana pengusir pagebluk yang diyakini sejak nenek moyang.
"Waktu dulu kan sering ada penyakit yang meluas di masyarakat, kami menyebutnya pagebluk."
"Thethek molek adalah cara nenek moyang dulu menolak pagebluk," ujar Yasmini (65), salah satu sesepuh warga, Kamis (19/3/2020).
Thethek molek adalah topeng.
Untuk tolak pagebluk ini, thethek molek dibuat dari pangkal pelepah kelapa yang biasa disebut bongkok atau "cumplung" (kelapa muda yang jatuh).
Karena di Wajak Kidul dan sekitarnya pohon kelapa sudah tidak ada, Yasmini dan kerabatnya mencari semua bahan di wilayah Kecamatan Kalidawir.
Bongkok dan cumplung yang dipilih adalah yang sudah jatuh, tidak boleh diambil dari pohonnya.
"Bongkok dan cumplung dipilih karena mudah digambari."
"Bentuknya kan sudah mirip wajah, tinggal diwarnai," sambung Yasmini.
Untuk melukis thethek molek, bahan yang dipakai adalah kapur bangunan dan jelaga dari tungku atau pantatnya belanga.
Semua boleh membuat lukisan thethek molek.
Namun syaratnya harus wudu dan tidak boleh batal selama melukis.
Selain itu selama melukis harus sambil membacakan ayat kursi.
"Pokoknya kalau ada yang batal harus wudu lagi, tidak boleh lanjut melukis."
"Ini yang diajarkan nenek moyang kami dulu," ucap perempuan yang aktif di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) ini.
Tidak ada bentuk baku lukisan thethek molek, asal membentuk wajah lengkap dengan mata, hidung dan mulut.
Topeng thethek molek ini kemudian dipasang di depan rumah, disandarkan pada dinding.
Dengan thethek molek ini, Yasmini berharap Allah lekas menarik virus corona.
"Corona adalah pagebluk yang terjadi di seluruh dunia."
"Semoga Allah segera menariknya," pungkas Yasmini.
Srini (70), kakak kandung Yasmini mengatakan, warga di kampungnya masih memegang tradisi nenek moyang.
Salah satunya tradisi thethek molek untuk mengusir pagebluk, yang kerap terjadi di masa silam.
Dengan thethek molek diharapkan bukan hanya warga yang selamat, namun juga negara selamat dari virus corona.
"Jangan sampai adat Jawa dihilangkan sama sekali."
"Sedikit banyak juga harus tetap dijaga," ujar Srini.
Diakuinya, kabar soal virus corona sangat menakutkan.
Bahkan omongan para pejabat justru dianggapnya semakin membuat ketakutan.
Dengan thethek molek ini setidaknya bisa membuat warga merasa lebih tenang, dari pada mendengarkan omongan yang simpang siur.
"Semoga dihijabahi sama yang kuasa. Seluruh dunia kena (virus corona), maka harus ditolak," tandas Srini.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Anggap Wabah Virus Corona Sebagai Pagebluk, Warga Tulungagung Membangkitkan Tradisi Thethek Molek