Advertorial
Intisari-Online.com -Wabah covid-19 yang terjadi di berbagai negara di dunia belum juga mereda, bahkan sejumlah negara mengalami lonjakan kasus yang signifikan.
Hingga Kamis (19/3/2020), dikutip Kompas.com dari John Hopkins University, total kasus Covid-19 dunia totalnya sebanyak 214.894.
Total kematian di seluruh dunia mencapai 8.732 orang.
Namun, sedikit memberikan harapan bahwa sejauh ini ada lebih banyak pasien sembuh yaitu sebanyak 83.313 orang.
Sementara itu, sejumlah ilmuwan di Australia menyatakan telah berhasil mengidentifikasi bagaimana sistem kekebalan tubuh memerangi virus Covid-19.
Riset yang terbit di jurnal Nature Medicine pada Selasa (17/03/2020) memperlihatkan bahwa cara manusia sembuh dari virus corona sama seperti ketika mereka pulih dari flu biasa.
Menurut ahli, temuan ini penting, Karena dengan mengetahui sel imun mana yang berperang melawan virus corona akan membantu dalam upaya pembuatan vaksin.
"(Penemuan) ini penting karena ini pertama kalinya kami benar-benar paham mengenai cara sistem kekebalan tubuh memerangi virus corona baru (Covid-19)," kata salah satu penulis kajian, Prof Katherine Kedzierska.
Riset yang dilakukan tim dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity di Melbourne mendapat apresiasi para pakar.
Salah satu pakar bahkan menyebut ini sebagai sebuah terobosan.
Di seluruh dunia, pihak berwenang mengonfirmasi terdapat lebih dari 189.000 kasus positif virus corona dan 7.500 orang di antara mereka meninggal dunia.
Apa temuan riset?
Banyak orang telah pulih dari Covid-19, artinya sudah diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh dapat melawan virus corona.
Namun, untuk pertama kalinya, sebuah riset mengidentifikasi empat tipe sel imun yang tampil untuk memerangi Covid-19.
Keempat tipe sel imun ini diamati dengan melacak seorang pasien yang mengalami kasus virus corona dengan gejala ringan-sedang dan tidak punya masalah kesehatan sebelumnya.
Pasien perempuan berusia 47 tahun dari Wuhan, China itu, telah mendatangi sebuah rumah sakit di Australia.
Dia pulih dalam 14 hari. Prof Kedzierska menceritakan kepada BBC, timnya telah memeriksa keseluruhan respons imun pasien ini.
Tiga hari sebelum kondisi perempuan ini mulai membaik, sel-sel tertentu dapat dilacak pada aliran darahnya.
Pada pasien dengan influenza, sel-sel yang sama ini juga muncul pada waktu yang hampir sama sebelum si pasien kemudian membaik, kata Prof Kedzierska.
"Kami sangat gembira dengan hasil kami dan fakta bahwa kami bisa menangkap kemunculan sel imun pada pasien terinfeksi sebelum membaik secara klinis," paparnya kepada BBC.
Ia menambahkan, puluhan ilmuwan bekerja secara penuh selama empat pekan guna menyampaikan analisis penelitian.
Apa faedah penelitian ini?
Mengetahui kapan sel-sel imun bekerja dapat membantu memprediksi alur virus, kata Prof Bruce Thompson, dekan ilmu kesehatan dari Swinburne University of Technology.
"Ketika Anda tahu kapan beragam respons terjadi, Anda dapat memprediksi apakah Anda pulih dari virus tersebut," kata Prof Thompson kepada BBC.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt, mengatakan temuan ini juga dapat "mempercepat" vaksin dan potensi perawatan untuk pasien-pasien terinfeksi.
Prof Kedzierska mengatakan langkah selanjutnya bagi para ilmuwan adalah mencari tahu mengapa respons kekebalan tubuh lebih lemah dalam kasus-kasus yang parah.
"Kuncinya sekarang adalah memahami apa yang kurang atau berbeda pada pasien yang meninggal dunia atau mengalami penyakit parah—sehingga kami bisa memahami bagaimana cara melindungi mereka," cetusnya.
Pada Januari lalu, institut tersebut menjadi lembaga pertama di dunia yang dapat menciptakan virus corona di luar China.
Sejak saat itu lembaga tersebut telah menerima dana tambahan dari pemerintah Australia serta sumbangan dari sektor bisnis dan miliuner China, Jack Ma.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Australia Ungkap Cara Sistem Kekebalan Tubuh Perangi Covid-19