Advertorial
Intisari-online.com -Italia mengumumkan lonjakan terbesar jumlah kasus infeksi virus corona dalam satu hari.
CNN melaporkan, Rabu (18/3), Badan Perlindungan Sipil Italia mencatat jumlah kasus coronavirus di Italia bertambah 4.207 kasus hanya dalam dalam tempo 24 jam.
Jumlah total kasus infeksi corona di Italia mencapai 35.713 kasus hingga Rabu (18/3).
Jumlah tambahan kematian akibat virus corona juga mencatat rekor terbanyak dalam sehari yakni sebanyak 475 orang.
Sehingga, jumlah total kematian di Italia sudah mencapai 2.978 orang.
Lebih dari 60 juta orang Italia kini hidup di bawah penguncian yang semakin tak tertahankan dan semakin hari semakin ketat.
Toko-toko yang tetap buka kini tutup lebih awal dan polisi berpatroli dalam jumlah yang semakin besar, meminta para keluarga untuk kembali ke rumah mereka dan memastikan tidak ada orang di luar tanpa alasan yang sah.
Konsentrasi tertinggi kasus ada di utara Italia.
Orang yang meninggal sedang antre untuk dimakamkan karena layanan pemakaman sangat dilarang.
Sedangkan yang hidup juga antre untuk menjalani pemeriksaan, karena jumlah pasien corona yang meledak.
Dokter dan perawat juga banyak yang terinfeksi karena kurangnya perlindungan yang memadai.
Ada lebih dari 2.000 orang di unit perawatan intensif di seluruh Italia, negara yang terkena dampak terburuk di Eropa, menurut angka resmi terbaru.
Sebagian besar terkonsentrasi di Lombardy, tempat krisis corona meledak pertama kali pada 23 Februari.
Tetapi banyak yang khawatir akan ada area hotspot baru di selatan Italia, di mana infrastruktur sudah lebih lemah dan lebih sedikit orang yang mengikuti langkah-langkah penguncian.
Sementara itu pertandingan Liga Italia ditangguhkan akibat pandemi virus Corona.
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menganjurkan adanya pemangkasan pada gaji pemain.
"Pemotongan gaji untuk pemain sepak bola tidak boleh dikesampingkan karena olahraga mengatasi dampak penghentian yang disebabkan oleh pandemi virus corona," kata Ketua FIGC Gabriele Gravina kepada Radio 24, Rabu (18/3) waktu setempat.
Italia memang telah muncul sebagai negara yang paling terpukul di luar China akibat virus corona.
Hingga Kamis (19/3), terdapat lebih dari 35.700 kasus virus corona dan hampir 3.000 kematian.
Liga Serie A Italia adalah yang pertama dari lima liga besar Eropa yang ditangguhkan dan penghentiannya diperkirakan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Hal ini juga membuat kerusakan signifikan pada pendapatan klub-klub di Negeri Pizza tersebut.
"Tidak mungkin tabu untuk membicarakan pemotongan gaji," lanjut Gravina.
"Kita harus memahami bahwa keadaan darurat berlaku untuk semua orang dan dunia kita juga harus memiliki kemampuan untuk berubah. Kita telah dipanggil untuk membuat gerakan dengan tanggung jawab besar."
Sebagai balasan, kepala Asosiasi Pesepak Bola Italia Damiano Tommasi mengatakan, "keberlanjutan sistem sepakbola selama dan setelah krisis global ini jelas sangat menarik bagi semua orang yang hidup dalam sistem ini, termasuk para pesepakbola".
"Kami semua memiliki kepentingan dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan untuk alasan inilah kami harus mengevaluasi semua elemen saat ini," katanya kepada kantor berita ANSA.
"Kurangnya pendapatan, penundaan kompetisi, pembatalan acara, kontribusi pemerintah, bantuan federal, dukungan dari lembaga internasional. Semua elemen ini akan mempengaruhi para pemain," pungkas Tommasi.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ledakan korban kasus corona di Italia: 475 tewas hanya dalam 24 jamdan Serie A Italia ditangguhkan, pemotongan gaji pemain di depan mata