Ternyata antara Sastra dan Sipirli pernah terjadi keributan pada tahun 2006 silam sebelum Sipirli menjadi Kades.
"Malam itu saya khilaf, saya lihat dia (Kades Sipirli).
Saya sekarang cacat ditusuknya pakai pisau tahun 2006. Emosi saya tidak terkontrol lagi, terus saya cari botol bir, pas dia mau pulang keluar tenda itu, langsung saya pukul," cerita Sastra.
Setelah kejadian penusukan tahun 2006 itu, pertikaian antara keduanya tidak ada penyelesaian hingga kini tahun 2020.
Baca Juga: Tak Segera Pulang, Bocah 6 Tahun Ini Ditemukan Tewas Terjebak di Kolam Tinja
"Saya sudah lapor polisi waktu itu, tapi katanya mau berdamai, sampai sekarang tidak ada perdamaian, makanya saya emosi malam itu," kata Sastra.
Dia mengaku melakukan penganiayaan terhadap Kades Sipirli bukan atas dasar dendam, melainkan sakit hati karena masalah mereka berdua tak ada penyelesaian.
"Saya tidak dendam, kebetulan malam itu secara spontan saya lihat dia, saya sakit hati. Tahun 2006 itu perut saya ditusuknya sampai keluar usus," ujar Sastra.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR