Advertorial
Intisari-Online.com - Cabang lomba senam pertama kali dilombakan pada Asian Games VII Teheran tahun 1974.
Olahraga ini menuntut keseimbangan antara kekuatan, kelenturan, ketangkasan, ketahanan dan penguasaan diri.
Dalam senam, ada 3 kategori perlombaan yaitu senam artistik, senam ritmik dan senam trampolin.
Senam trampolin sendiri dilakukan dengan menggunakan trampolin, yaitu sejenis pemantul yang memiliki daya pantul yang sangat besar.
BACA JUGA:Hebat, Anak dengan Autisme Ini Berhasil Membuat Kapal Titanic Terbesar di Dunia dengan Lego!
Dilansir dari trampolinefirst.com, sejarah trampolin berawal sejak ribuan tahun lalu dan beberapa negara berikut juga punya cerita tersendiri mengenai trampolin dalam negara mereka:
1. Cina, Iran dan Mesir Kuno
Penggambaran perangkat seperti trampolin telah ditemukan di situs arkeologi kuno di Iran, Cina dan Mesir.
Para sejarawan percaya bahwa peradaban kuno mungkin telah menggunakan perangkat ini untuk upacara keagamaan, perayaan atau untuk mendapatkan pemandangan yang lebih indah.
2. EskimoAlaska
Trampolin yang ditemukan di Alaska di mana orang Eskimo akan menggunakannya sebagai alat olahraga dan alat bertahan hidup terbuat dari kulit walrus.
Satu orang akan duduk di tengah kulit, sementara beberapa orang lain memegang tepi trampolin dengan erat dan meluncurkan orang yang duduk di udara.
Orang Eskimo akan menggunakan trampolin primitif ini untuk mengintai hewan dari jarak yang aman, dan sebagai kegiatan rekreasi yang menyenangkan.
BACA JUGA:Mata Terkena Serpihan Cabe Rawit Jangan Dikucek, Basuh Kaki dan Cabe Rawit pun Pergi. Kok Bisa?
3. Trampolin modern
Asal usul trampolin modern masih menjadi misteri, tetapi pujian atas penemuannya sering diberikan kepada Du Trampolin.
Du Trampolin adalah seorang seniman yang muncul dengan gagasan menggunakan jaring trapeze sebagai alat pendorong dan pendaratan.
Kabarnya, Du Trampolin bereksperimen dengan beberapa sistem suspensi yang berbeda sebelum menciptakan yang ukuran praktis untuk pertunjukan.
BACA JUGA:Jika Mau Rusia Bisa Menggempur Sekutu di Suriah Menggunakan Rudal Hipersonik Maut KH-47 M2 Kinzhal
4. Trampolin dan Perang Dunia II
Sekolah Penerbangan Angkatan Laut AS mengembangkan trampolin selama Perang Dunia II sebagai alat untuk melatih navigator dan pilot.
Trampolin adalah alat yang sangat baik untuk menurunkan kepekaan pilot untuk berputar dan membalik, dan untuk menghilangkan ketakutan mereka terhadap ketinggian.
Selain itu, trampolin digunakan untuk meningkatkan keseimbangan dan kontrol tubuh, dan untuk memperkuat otot.
Nantinya, NASA akan menggunakan trampolin untuk mempersiapkan astronot untuk hidup di angkasa.
Sekitar waktu ini, para ilmuwan menemukan bahwa rebounding adalah 68% lebih efektif untuk memperkuat otot dan menggunakan oksigen daripada latihan treadmill.
Trampolin juga melatihastronot berkenalan dengantubuh yang ringan dan kehilangan gravitasi.
BACA JUGA:Beracun dan Mematikan Makanan Ini Jutru Memiliki Harga Fantatis hingga Jutaan Rupiah