Intisari-Online.com – Seorang bapak terheran-heran ketika diajak anaknya masuk ke sebuah anjungan tunai mandiri (ATM).
la memperhatikan dengan saksama polah tingkah anaknya yang sudah memberinya cucu itu.Tak seberapa lama, mesin itu mengeluarkan tiga lembar uang kertas bernominal Rp100 ribu.
"Mesin ini bisa mengeluarkan uang ya, Le?"
"lya, Pak," jawab sang anak.
Baca juga: Dari Mesin ATM Emas hingga Pelihara Singa di Rumah, Inilah 5 Hal Gila yang Hanya Ada di Dubai
"Kenapa tidak mengambil uang yang banyak sekalian?" tanya si bapak lugu.
Bapak yang berasal dari kampung itu seumur-umur baru sekali itu masuk ke ruang ATM. Dia takjub melihat kotak ajaib yang dapat mengeluarkan uang setelah dipencet-pencet.
Dalam hatinya, kalau uang bisa keluar dengan memencet-mencet tombol dan memasukkan kartu plastik, mengapa tidak ambil sebanyak-banyaknya?
Di Indonesia, penyebaran ATM memang belum merata sampai ke pelosok - katakanlah - kecamatan. Jadi, wajar saja kalau ada orang yang belum paham soal fungsi ATM.
ATM sendiri merupakan anak kandung abad ke-20. Masih relatif baru. Adalah Luther George Simjian, kelahiran Turki, yang menggagas mesin pemberi uang ini pada 28 Januari 1905.
Simjian yang datang ke Amerika saat berusia 15 tahun (sendirian pula!) ini awalnya bekerja sebagai juru foto di New Haven, Connecticut.
Mulanya, ia ingin belajar kedokteran, tapi ketika Yale University memberinya pekerjaan di laboratorium fotografi pada sekolah kedokterannya, ia pun berubah niat.
Tahun 1928 saat berusia 28 tahun, ia sudah menjadi kepala laboratorium fotografi itu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR