Masa cemerlang yang singkat
Latihan Lanny berloncat indah ditangani oleh M.Jasin dan pada permulaan itu terutama ditujukan pada Asian Games yang tahun 1962 akan dituanrumahi oleh Indonesia.
Baca juga: Yuk Coba 9 Cara Meningkatkan Stamina Tubuh Ala Atlet Asian Games
Sukses pertama yang nyata dicapai tahun 1961. Dalam P.O.N. VI di Bandung untuk nomor Papan 3 meter Lanny berhasil menggondol medali emas, antara lain mengalahkan Mien Brodjo yang pada waktu itu sudah tergolong peloncat indah kawakan.
Kemudian Lanny masuk T.C. Asian Games dan ikut try out ke Filipina dan Jepang.
Dalam Asian Games 1962 itu selain emas untuk papan 3 m Lanny menangkan perunggu untuk nomor Terjun Menara 10 meter. Sukses ini diulangi dalam Ganefo tahun 1963 di Jakarta, emas untuk papan 3 m dan perunggu untuk menara 10 m.
Dan nama Lanny Gumulya sebagai peloncat indah ayu tercatat untuk selamanya dalam sejarah olahraga Indonesia, bahkan telah menjadi salah satu harapan sebuah medali Olimpik 1964.
Hanya tiga atlet wanita yang akan diikutsertakan dalam Olimpiade 1964 di Tokio, yaitu ny. Lely Sampoerno untuk menembak, Lie Lan Hoa untuk renang dan Lanny Gumulya untuk loncat indah.
Akan tetapi mereka tidak sampai turut berlomba dalam Olympic Games itu. Karena perbedaan pendapat maka seluruh kontingan Indonesia menarik diri.
Setelah Tokio, Lanny tidak berlatih lagi dan selama setahun lebih menjadi mahasiswi FKUI. Pada tahun 1966 dia menikah dengan Charlie Kartadinata, anak Jakarta, putera pemilik pabrik kecap Cap Bango.
Serba terampil
Lanny dan Charlie berangkat ke Eropa untuk berbulan madu. Bulan madu ini berkepanjangan menjadi tiga tahun lebih lamanya. Dan selama di Eropa itu mereka sempat mencoba-coba mengusahakan restoran di Spanyol, bersama dengan seorang teman.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR