Advertorial
Intisari-Online.com – Seperti diketahui, kota Wuhan di China jadi tempat pertama menyebarnya virus corona.
Akibatnya 100 orang terinfeksi di seluruh dunia dan 80.000 kasus datang dari Wuhan.
Sudah 3.000 orang lebih dinyatakan meninggal dunia, namun 50.000 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Karena merebaknya virus corona, banyak wanita hamil di China memilih untuk melahirkan sendiri dan beralih ke rumah sakit swasta untuk menghindari risiko infeksi virus corona.
Seperti yang dilakukan seorang ibu bernama Xie.
Ia mengatakan terpaksa melahirkan bayi perempuannya di Wuhan awal bulan ini tanpa ditemani keluarganya.
Menurutnya, tak seorang pun keluarganya yang diizinkan datang bersamanya ke rumah sakit.
Xie juga mengaku telah melewatkan pemeriksaan pra-kelahiran dan memilih tak pergi ke rumah sakit karena takut terinfeksi virus corona di rumah sakit.
Xu mengaku kesulitan menemukan kendaraan untuk pergi ke rumah sakit saat akan melahirkan.
Beda dengan Angelika Fu, seorang wanita di Beijing.
Di mana dia rencananya akan melahirkan sekitar dua minggu ke depan dan telah memilih rumah sakit swasta meski harus mengeluarkan biaya 10 kali lipat lebih tinggi.
"Kami memilih rumah sakit swasta, meskipun lebih mahal, karena kami ingin menghindari keramaian dan merasa aman," kata Fu.
Sebenarnya, apakah virus corona dapat ditularkan dari ibu hamil kepada janinnya?
Para ilmuwan pun mulai mencari tahu jawabannya.
Sebab, seorang bayi berusia 30 jam di Wuhan telah dinyatakan positif virus corona.
Bayi tersebut lahir pada 2 Februari 2020 melalui persalinan normal.
Namun sebuah penelitian kecil mengawalinya dengan mengungkapkan bahwa kemungkinan virus COVID-19 tidak dapat ditularkan selama kehamilan.
Akan tetapi penelitian ini hanya melibatkan wanita hamil pada trimester ketiga yang melahirkan melalui operasi caesar.
Oleh karena itu, dilansir dari LiveScience (13/02/2020), para penulis studi berharap akan ada penelitian yang lebih lanjut untuk mengkonfirmasi penemuan tersebut.
“Tetapi dalam kasus itu, tidak jelas apakah transmisi di dalam rahim benar-benar terjadi.”
“Bisa jadi bayi itu terkena virus setelah lahir dari kontak dekat, misalnya,” ujar penulis utama studi, Yuanzhen Zhang, seorang profesor di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan di Cina.
Menurut The American College of Obstetricians dan Gynaecologists, beberapa infeksi memang dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Di mana patogen menular ke janin melalui plasenta atau melalui kontak dengan cairan tubuh selama persalinan.
Namun, perlu dicatat bahwa mode penularan ini tidak terlalu menonjol di antara virus, khususnya virus yang menyerang pernapasan seperti COVID-19.
Dalam studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari sembilan wanita yang mengembangkan COVID-19 ketika mereka hamil 36 hingga 39 minggu, dan dirawat di rumah sakit di Wuhan.
Baca Juga: Melihat 2 Alat Tes Virus Corona dari Singapura dan Jepang, Bisa Melayani 7.000 Orang Setiap Harinya
“Ketika wanita melahirkan melalui operasi caesar, dokter mengumpulkan sampel cairan ketuban, darah tali pusat dan ASI, serta sampel dari tenggorokan bayi yang baru lahir.”
“Semua sampel ini diambil di ruang operasi pada saat kelahiran sehingga mereka akan mewakili kondisi di dalam rahim,” kata para penulis.
Terinfeksi Hasilnya, tidak satupun wanita yang mengalami pneumonia parah akibat infeksi mereka, dan semua bayi yang baru lahir selamat.
Terlebih lagi, tidak ada sampel dari cairan ketuban, darah tali pusat, ASI atau usap tenggorokan yang positif terkena virus.
"Temuan dari kelompok kecil kasus ini menunjukkan bahwa saat ini tidak ada bukti untuk infeksi intrauterin pada wanita yang mengembangkan COVID-19pada akhir kehamilan," catat penulis.
Tetapi para ilmuwan juga berharap adanya penelitian yang lebih banyak dan lebih lanjut mengenai wanita hamil di berbagai tahap kehamilan.
Seperti pada trimester pertama dan kedua, serta bagi wanita yang melahirkan secara normal.
(Amalia Zhahrina)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Apakah Ibu Hamil dapat Tularkan Virus Corona ke Janin? Studi Ungkap")