Beberapa curahan hati dan emosi pelaku pun dituangkan di sebuah papan tulis.
"Selain itu, ada rasa kekecewaan kepada keluarga di dalam papan tulisnya pelaku," ujar Susatyo.
"Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya."
"Ini akan kami kumpulkan buktinya sebagai menjadi bahan pertimbangan perkara ini."
"Ini menjadi perhatian kita semua," ucap dia.
Tulisan NF yang cukup horor ditujukan untuk ayahnya di papan tulis berwarna putih.
"Please dad...don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave."
(Tolong ayah... jangan membuatku marah, jika kamu tidak ingin mati. Aku akan membuatmu pergi ke kubur)
"My dad is my crush, I want to leave my dad or my dad is death."
(Ayah menghancurkan saya. Saya ingin meninggalkan ayah atau ayah yang meninggal)
Tulisan lainnya berbunyi, "I'll learn to change my life but I need more time," dan "I will always love you. Who? unknown."
Korban Anak Tetangga
Rumah NF dan APA berdekatan di permukiman padat penduduk di Kelurahan Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Lokasinya berada di dalam gang cukup sempit, berukuran 1,5 meter hingga 2 meter.
Jarak rumah NF dari mulut gang tak terlalu jauh, kira-kira sekira 100 meter jaraknya.
NF tinggal bersama ayah, ibu dan adik tirinya di rumah cukup kecil dua lantai dengan kondisi tak cukup baik.
Pada Kamis (5/3/2020) sore, APA bermain dengan NF. Saat itu hanya mereka berdua di rumah, sementara orangtua NF keluar rumah.
NF sempat meminta APA mengambilkannya mainan yang tenggelam di dalam bak kamar mandi.
"Pelaku minta tolong diambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) siang.
APA pun membantu mengambilkan dengan lebih dulu melepaskan pakaiannya.
"Korban pun menceburkan diri ke dalam bak mandi tersebut," sambung Yusri.
Terlintas hasrat NF untuk membunuh dengan cara menenggelamkan kepala APA.
Setelah tak bernapas, NF memasukkan jasad APA ke dalam ember dan ditutupi kain agar tak diketahui orangtuanya.
Setelah itu NF pun mengangkat tubuh korban ke lantai dua dan memasukkannya ke dalam lemari kamarnya.
Sempat jasad APA akan dibuang, tapi NF memutuskan menyimpannya di dalam lemari pakaiannya karena sudah sore.
Menjelang Kamis malam, orangtua korban cemas lantaran APA tak kunjung pulang ke rumah lalu melapor ke Sofyan.
Dibantu sejumlah warga, Kamis malam itu Sofyan bersama keluarga mencari APA keliling kampung.
"Orangtua korban lapor ke saya katanya anaknya enggak pulang-pulang. Saya sempat bantu keluarga keliling kampung cari korban, siapa tahu kan lagi main di rumah temannya," kata Sofyan.
Usaha Sofyan, keluarga dan warga sia-sia saja karena tak menemukan APA.
Lantaran tak ada hasil di mana keberadaan APA, orangtua dan Sofyan membuat laporan orang hilang di kantor Polsek Metro Sawah Besar.
Yuli sempat membantu pihak keluarga mencari APA hari itu hingga malam.
Keesokan harinya, Jumat pagi, Yuli dan tetangga lain kaget melihat polisi mendatangi rumah NF dan memeriksanya.
Di lantai dua kamar NF, tepatnya di dalam lemari pakaiannya, polisi menemukan APA sudah tewas dalam kondisi terikat.
"Tadi pagi ada polisi datang, eh tahunya (APA) ada di lemari ternyata," tutur Yuli.
Menurut Yuli, Kamis malam warga dan keluarga sempat datang untuk mencari APA tapi tak sampai memeriksa lemari pakaian di kamar NF.
"Dicari sama keluarga tapi enggak ketemu, sempat datang periksa (rumah pelaku) tapi enggak buka lemari. Enggak ada yang mengira juga kalau di dalam lemari," ia menambahkan.
Tenang di Depan Penyidik
Pada Jumat pagi, NF keluar rumah sudah berseragam sekolah menengah pertama, tapi mendadak menuju Polsek Metro Tamansari.
Sebelum tiba ke kantor polisi, NF mengganti seragamnya dengan pakaian lain yang sudah ia siapkan di dalam tasnya.
Tiba di Mapolsek Tamansari, NF bercerita perihal kedatangannya. Dari cerita NF, polisi yang menerimanya sempat tak percaya.
"Polisi, saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar NF di Polsek Tamansari seperti ditirukan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.
"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," terang Yusri.
Yusri membenarkan awalnya polisi tidak percaya dengan keterangan NF.
"Setelah melihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambung NF.
Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat sudah memintai keterangan NF setelah membunuh.
"Penyidik bertanya bagaimana perasaannya setelah kejadian ini, satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," ujar Yusri.
"Makanya pelaku akan kami lakukan pemeriksaannya secara psikologi. Karena juga dasar-dasar pelaku ini, yang berhak berbicara ya psikolog," imbuh dia.
Tak sekali dua kali, sambung Yusri, polisi menanyakan pertanyaan yang sama tapi NF tetap tenang.
"Tenang sekali dia. Jawabannya tenang dan santai. Itu berulang kali," tegas Yusri.
Hal lain yang diungkap Yusri, NF dikenal suka binatang tapi juga menyiksanya jika muncul perasaan tidak senang.
Ia mencontohkan, pernah NF menusuk-nusuk kodok hidup memakai garpu, begitu juga ketika menemukan cicak.
"Pelaku punya bintang kesayangan, kucing peliharaan. Tapi kucing pun kalau pelaku sedang kesal, dia lempar dari lantai dua," ucap Yusri.
Dianggap Kurang Perhatian
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, angkat bicara soal kasus yang menjerat NF.
Arist mengatakan ada indikasi NF kurang mendapat perhatian orangtuanya.
"Itu sangat dipastikan kurangnya perhatian kepada perkembangan psikologi anak," kata Arist saat dihubungi TribunJakarta.com pada Sabtu (7/3/2020) sore.
Hal tersebut tentu menjadi bahan instropeksi diri bagi orangtua.
Peran orangtua harus lebih saat mengawasi anak-anaknya.
Begitu juga dengan peran di lingkungan sekitar.
"Itu jadi pelajaran dan momentum untuk mengintropeksi diri. Sejauh mana kita sudah mengawasi anak kita masing-masing," kata Arist.
"Bahwa menjaga dan melindungi anak itu harus dilakukan oleh masyarakat sekampung. Saling memperhatikan," sambung dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Misteri 13 Gambar Perempuan Sedih Karya Gadis ABG Pembunuh Anak, Terselip Tokoh Favoritnya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR