Advertorial
Intisari-online.com - Baru-baru ini sebuah kengerian terungkap, sebuah keluarga diketahui adalah pembunuh berantai yang melakukan kejahatan keji.
Sementara pembunuh berantai adalah sebuah tindakan yang sangat berbahaya di mana banyak orang mati menjadi mangsa mereka.
Kemudian meninggalkan penderitaan yang tak terbayangkan pada keluarga korban.
Kurang lebih seperti itulah kasus yang baru-baru ini dilaporkan oleh China Press pada Selasa (21/1/20).
Seorang pria kaya yang merupakan ahli waris usaha properti di Thailand ditangkap sebagai pembunuh berantai.
Awalnya kejahatannya terungkap setelah dia diduga membunuh pacarnya Warrinthon Chaiyachet (22) dan menyembunyikan tubuhnya.
Dia ditangkap setelah mayatnya terbungkus kain dimakamkan di rumahnya.
Polisi kemudian diberi tahu bahwa mungkin ada banyak korban terkubur di tanah itu.
Ternyata benar, setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan setidaknya 298 tulang manusia di dalam air.
Menurut Bangkok Post, Ongwisit mengakui telah membunuh pacarnya pada Agustus lalu.
Saat diiterogasi, Ongwisit ternyata melakukan pembunuhan laiknya psikopat berdarah dingin.
Diduga saat dia menggunakan narkoba, memaksa pacarnya tidur di peti mati logam.
Dia meminta hal itu karena tidak ingin pacarnya meninggalkannya.
Setelah itu dia memutar musik keras, untuk menenggalamkan suaranya, supaya tidak terdengar, hingga mati.
Laporan lain juga mengatakan bahwa Ongwisit telah memelihara ikan buaya karnivora di kolamnya yang telah dibuang oleh polisi.
Kepala polisi Jirakirit Jarunpat mengatakan, tulang yang ditemukan sebanyak 298 diambil dan kini diperiksa oleh ahli forensik.
Angka tersebut baru dugaan sementara, dan belum dipastikan jumlah sebenarnya.
Dia menambakan, "investigasi telah menemukan banyak wanita yang terlibat dengan pelaku menghilang secara misterius."
"Mereka termasuk, teman-teman, pacar dan pelacur," sambungnya.
Namun, yang mengejutkan adalah ini bukan pertama kalinya keluarga Apichai terlibat dalam pembunuhan.
Ayahnya, Chaelermchai Onkvisit ditangkap karena membunuh dan memotong anak perempuan berusia 15 tahun.
Kemudian meninggalkan bagian tubuhnya di dalam kotak yang bisa ditemukan oleh publik.
Kasus pembunuhan itu membuka tabir keluarga tersebut nyaris mirip dengan serial killer para psikopat.
Dengan metode pembuuhan yang disukai menggunakan peti mati logam.