Advertorial
Intisari-online.com -Dubai terkenal sebagai negara kaya dan banyak orang kaya tinggal di sana.
Salah satunya adalah seorang biliuner sekaligus penguasa Dubai, Syekh Mohammed al-Maktoum.
Tidak banyak yang tahu, Syekh ini rupanya memiliki tangan besi dan tidak segan untuk melakukan tindakan kekejaman.
Saking kejamnya, istrinya yang paling muda, Putri Haya, sampai melarikan diri darinya ke Inggris atas ketakutan akan dibunuh oleh suaminya sendiri.
Tidak hanya istrinya yang paling muda, kedua putrinya juga rupanya sampai setakut itu dengan dirinya.
Kedua putri tersebut adalah Putri Shamsa dan Putri Latifa, anak Syekh Mohammed al-Maktoum dari istrinya yang lain.
Putri Haya membawa kedua anaknya pergi ke Inggris dan bersembunyi di sana setelah ketahui fakta mengenai kedua anaknya.
Namun fakta apa yang diketahui oleh sang Ibu?
Rupanya anak Putri Haya dengan Syekh Mohammed, Putri Jalila, dikhawatirkan Putri Haya akan dipaksa menikah dengan Putra Mahkota Arab Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi terkenal jahat dengan tuduhan langsung padanya atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Putri Jalila akan dipaksa menikah di usianya yang sangat belia, 11 tahun.
Sementara nasib yang terjadi pada Putri Shamsa dan Putri Latifa lebih mengenaskan lagi.
Syekh Mohammed memang terkenal kejam, ia tidak segan-segan lakukan hal mengerikan untuk mengejar kedua anaknya yang bersembunyi di Inggris.
Putri Shamsa diculik oleh bandit di Cambridge pada tahun 2000, dan meskipun ia telah memohon kepada detektif Inggris untuk selamatkan dirinya, para detektif tersebut dibungkam.
20 tahun berlalu, kasus penculikan mengerikan tersebut akhirnya dapat terkuak.
Pengadilan temukan jika ayah Putri Shamsa sendiri, Syekh Mohammed yang menyuruh bandit untuk culik anaknya.
Kronologi penculikan tersebut bermula dari putri Shamsa disekap oleh para bandit, disuntik dengan obat penenang.
Setelah ia sadar, Putri Shamsa ternyata sudah ditahan di penjara istana Dubai.
Tindakan barbar ini tidak hanya dilakukan Syekh Mohammed kepada Putri Shamsa.
Putri Latifa yang juga melarikan diri, juga diculik oleh Syekh Mohammed pada tahun 2018 silam.
Keduanya sekarang menjadi tahanan di penjara istana Dubai sampai sekarang.
Mengapa kasus semengerikan ini baru terkuak sekarang?
Rupanya, pada tahun 2000 silam, Inggris yang saat itu pemerintahannya dipimpin oleh Tony Blair, menutupi kasus penculikan Putri Shamsa.
Partai Buruh pada saat itu mengejar 'kebijakan etis luar negeri'.
Saat ini muncul dugaan jika Sekretaris Luar Negeri Inggris, Robin Cook, secara efektif menutup penyelidikan kriminal penculikan Putri Shamsa.
Namun kemarahan Syekh Mohammed bukanlah tanpa alasan.
Ia telah temukan fakta jika istrinya, Putri Haya, memiliki hubungan gelap dengan bodyguard Inggris.
Putri Haya adalah putri kelahiran Amman, Jordan, yang berpendidikan di Oxford, Inggris.
Bernama lengkap Haya binti al-Hussein, ia menjadi istri keenam Syekh Mohammed.
Ia menjadi sosok liberal bagi monarki Dubai, tetapi atas pemikiran modernnya, Putri Haya memilih mengikuti jalan seperti Putri Shamsa dan Putri Latifa, kedua anak Syekh Mohammed.
Hal ini karena ia mengetahui penyiksaan yang dilakukan suaminya kepada kedua putri tersebut.
Ancaman pembunuhan yang diterima istri keenam Syekh Mohammed tersebut juga sangat banyak, dan berasl dari sang suami sendiri.
Mulai dari ancaman berupa peringatan langsung, ancaman berupa senjata api di ranjangnya, dan beberapa hal lain.
Salah satunya adalah saat anak terakhir Putri Haya, Zayed, dicuci otak oleh ayahnya sendiri jika mereka sudah tidak membutuhkan ibu Zayed lagi.
Putri Haya sampai saat ini membawa kedua anaknya, Putri Jalila dan Zayed ke Inggris.
Ia membawa keduanya pada 15 April 2019 setelah pada 7 Februari 2019 Syekh Mohammed menceraikannya dengan hukum syariah tanpa sepengetahuannya sama sekali.
Sejak saat itu, Syekh Mohammed tanpa ampun mencari dan memaksa Putri Haya kembali ke Dubai untuk dijadikan tahanan atau lebih buruk lagi, dibunuh.
Putri Haya sampai saat ini berada di Inggris, dan pengadilan Inggris sendiri menghadapi kebingungan menghadapi kasus ini.
Pasalnya, Syekh Mohammed bukanlah orang sembarangan bagi Inggris.
Ia merupakan teman dekat dari Ratu Inggris dan memiliki aliansi yang baik dengan Inggris.