Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah perayaan ulang tahun berakhir malapetaka.
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (4/3/2020), seorang selebgram asal Rusia bernama Yekaterina Didenko merayakan ulang tahun ke-29 tahun.
Dia lalu merayakannya bersama keluarga dan teman-temannya di kompleks kolam renang indoor.
Untuk menciptakan efek visual, mereka lalu memasukkan 25 kilogram (kg) ‘dry ice’ atau es kering ke dalam kolam.
Dalam video yang beredar terlihat ketika ‘dry ice’ dimasukkan ke dalam kolam renang, muncul asap putih banyak.
Namun bukannya bahagia, hasilnya orang-orang langsung tersedak dan pingsan.
Hingga berita ini diturunkan, tiga orang dinyatakan tewas, termasuk suami dari Yekaterina Didenko.
Apa sebenarnya ‘dry ice’ atau es kering?
Mengapa ‘dry ice’ bisa menyebabkan kematian?
Pertama, Anda perlu tahu apa itu ‘dry ice’.
‘Dry ice’ bukanlah air yang dibekukan menjadi es. Melainkan karbon dioksida yang dipadatkan.
Bentuknya seperti butiran-butiran es batu dan dinginnya juga seperti es beku.
Kalau butiran-butiran padat ini dibiarkan di udara terbuka, ia akan menguap menjadi gas lagi, sambil menyerap panas dari udara sekelilingnya, sampai udara sekelilingnya jadi dingin sekali.
Titik sublimasinya - 78,9° C, sehingga keampuhannya mendinginkan jauh lebih besar daripada es air biasa.
Dan bagusnya lagi, ruangan yang bersangkutan tidak basah.
Karena itu, "es" ini pun dipanggil "kering".
Nah, setelah kita tahu bahwa ‘dry ice’ merupakan karbon dioksida yang dipadatkan, maka sudah pasti berbahaya.
Baca Juga: Kasus 2 WNI yang Positif Virus Corona di Jakarta, WHO untuk Indonesia: Kami Dapat Mengantisipasinya
Sebab, ‘dry ice’ mengandung karbon dioksida beku dan menghasilkan uap berat saat dimasukkan ke dalam air.
Lalu uap dapat meningkatkan tingkat karbon dioksida dalam darah ketika dilepaskan di area yang tidak berventilasi.
Artinya kita bisa keracunan karbon dioksida.
Jika seseorang keracunan karbon dioksida, maka dia bisa mengalami mual, muntal, pusing, sakit kepala, dan detak jantungnya meningkat.
Dalam beberapa kasus berat, korban dapat terjadi kejang, koma, hingga kematian.
Untuk kasus di atas, tingkat kematian cukup besar karena jumlah ‘dry ice’ yang dimasukkan ke dalam kolam renang sangat banyak (25 kg) dan lokasinya tertutup (kolam renang indoor).
Sehingga tidak ada udara lain di sekitarnya dan membuat korban lebih banyak menghirup karbon dioksida.