Advertorial

Dikira Sang Pacar adalah 'Pria Sempurna', Wanita ini Sampai Bunuh Diri Setelah Ketahui Fakta Pacar Online-nya Sosok Mengerikan dari Masa Lalunya, 'Dasar Kau Setan!'

May N

Editor

Keluarga Renae Marsden muak setelah penyebab kematian anak mereka adalah sosok fiktif yang tidak bisa dikenai hukuman
Keluarga Renae Marsden muak setelah penyebab kematian anak mereka adalah sosok fiktif yang tidak bisa dikenai hukuman

Intisari-online.com -Keluarga wanita bernama Renae Marsden masih belum sembuh dari kehilangan sosok Renae setelah ia meninggal sejak 2013 silam.

Renae meninggal tahun 2013 di umur 20 tahun dengan cara mengerikan yaitu bunuh diri.

Ia tega melakukan itu pada dirinya sendiri setelah pacar online-nya meminta putus dengannya.

Pacarnya bernama Brayden Spiteri, dan telah menjalin hubungan dari November 2011 silam sampai kematian Renae pada Agustus 2013.

Baca Juga: Ini 7 Manfaat Buah Naga Merah yang Luar Biasa, dengan Kandungan Kolesterol Rendah Sehingga Baik untuk Kesehatan Organ Jantung

Renae telah merencanakan untuk menikah dengan Brayden.

Meski telah berhubungan 2 tahun, Brayden mengatakan ia masih berada di balik jeruji besi di penjara Goulburn, sehingga mereka tidak bisa bertemu satu sama lain.

Lebih dari 11000 pesan sudah saling mereka kirimkan, termasuk foto sensual yang dikirim oleh Renae.

Brayden dipercaya memiliki perilaku 'bad boy', tubuh berotot dan senyum manis seperti yang ditunjukkan di foto.

Baca Juga: Selama ini Dianggap Mirip SARS dan MERS, Covid-19 Dikhawatirkan Ilmuwan Akan Jadi Penyakit yang Lebih Mematikan, ini Penjelasan Ilmuwan

Brayden ditahan di penjara atas kecelakan bermotor di mana temannya meninggal, dan menukar hak kunjungannya untuk hukuman lebih manusiawi.

Renae sangat mencintai Brayden, dia bahkan membuat tato nama belakang Brayden di tubuhnya, seperti dikutip dari Daily Mail.

Perencanaan menikah tersebut diimpikan Renae setelah Brayden keluar dari penjara, yang dijanjikan akan terjadi sebelum ulang tahun Renae ke-21.

Namun tiba-tiba saja Brayden meminta putus, dan Renae depresi sehingga bunuh diri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Konfirmasi 2 WNI Positif Virus Corona di Jakarta: Ini 4 Cara Penularan Virus Corona, Waspada!

Di hari kematian Renae pada pukul 2.59 siang, ibu Renae, Teresa menerima pesan dari ponsel Brayden.

Pesan itu berbunyi: 'atasi putri Anda, ia mengancam bunuh diri'.

Renae sendiri juga menerima pesan Brayden di hari yang sama, berbunyi: 'Aku pikir kita perlu putus', seperti yang diungkapkan ke pengadilan.

Pesan itu muncul setelah Brayden menghilang selama sebulan tanpa mengabari Renae, dengan alasan Brayden berpartisipasi dalam pengadilan dan tidak dapat berkomunikasi sampai awal Agustus.

Baca Juga: Bisa Bahaya, Jangan Pernah Masukkan 12 Benda Ini ke dalam Microwave, Beberapa di antaranya Sering Dilakukan!

Teresa mulai panik dan membalas Brayden, mengapa wanita muda ingin membunuh dirinya sendiri.

Teresa juga mengkonfrontasi Renae di rumah tetapi Renae memastikan dia baik-baik saja.

Beberapa jam kemudian, setelah meminta izin dia akan makan malam dengan teman kerja, Renae berkendara 50 menit ke sebuah bukit, mengirim beberapa pesan dengan Brayden dan ponselnya dibuang.

Pesan-pesan terakhir antara Renae dan Brayden tidak dapat diperiksa polisi.

Baca Juga: Indonesia Positif Corona: Intelijen Israel Sebut Virus Corona Merupakan Senjata Biologi Buatan China yang 'Melarikan Diri' dari Lab Penelitian di Wuhan

Kasus ini sangat rumit karena Renae adalah seorang yang selalu ceria, tetapi tiba-tiba mengakhiri hidupnya sendiri.

Hingga akhirnya, 7 tahun pengusutan telah mencapai titik puncak saat ditemukan asal muasal mengapa Renae bunuh diri.

Polisi temukan jika Brayden Spiteri adalah tokoh rekaan yang dibuat oleh teman wanita Renae, Camila Zeidan.

Kenyataan palsu tersebut dipercaya Renae, sehingga ia terjebak dalam hubungan fiksi.

Baca Juga: Positif Virus Corona, 2 WNI Ini Dirawat di Jakarta: Kata Ilmuwan, Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona, Ini Alasannya

Saat ia sadar kebohongan tersebut, Renae sangat depresi dan memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri.

Saat Brayden menghilang selama sebulan, Camilla saat itu berlibur ke Amerika.

Lebih jahat lagi, pesan terakhir Renae kepada Brayden, atau Camilla, dihapus 'tanpa sengaja'.

Persidangan Camilla berlanjut minggu kemarin untuk memberi kesaksian di bawah kondisi dia diberi imunitas tuntutan atas semua bukti yang ia beberkan.

Baca Juga: Merasa Dikhianati, Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Berang dan Katakan Muhyiddin Bukan Perdana Menteri yang Sah

Ia mengaku, ia menjadi Brayden dan Brayden adalah tokoh rekaan.

Namun ia mengklaim Brayden adalah karakter yang dibuat oleh Renae dan dirinya.

Mereka pernah berpacaran, dan Brayden muncul sebagai 'jalan tengah' untuk atasi rasa tidak setuju orang-orang.

"Kami sepakat tidak akan ada orang yang menyetujui kami (kala itu) sehingga, kami ciptakan karakter agar tidak ada orang yang tahu," jelas Camilla di persidangannya.

Baca Juga: Indonesia Positif Corona, Hati-hati, Masker Tak Bisa Mencegah Penyebarannya, Bahkan Bisa Jadi Justru Meningkatkan Risiko Tertular

Namun tidak ada bukti nyata jika Brayden adalah tokoh yang disepakati dua orang, dan pembelaan Camilla dianggap tidak masuk akal.

Pengadilan juga mendengar Caimla dan Renae pernah berpacaran saat sekolah di Mount St Benedict College, Sydney, pada tahun 2008.

Camilla menyangkal ia obsesi dengan Renae, tetapi jaksa penuntut tunjukkan email dari Camilla ke Renae yang tunjukkan hal sebaliknya.

Satu email mengatakan: 'aku bersumpah, kau tidak akan ke mana-mana, mengerti, kau sakiti aku, aku tertawa, kau bunuh aku, aku akan jadi hantumu, kau membenciku dan aku masih mencintaimu, lari, aku akan mengejar, kau bersembunyi, aku akan memburumu... Hanya aku yang boleh memilikimu, aku terlalu jatuh cinta padamu dan terlalu obsesi denganmu dan tergila-gila pdamu sayang.'

Baca Juga: Meski Indonesia Sudah Positif Corona, Tak Semua Orang Perlu Pakai Masker untuk Cegah Virus Corona, Begini Penjelasannya!

Walau sudah putus, Camilla dikabarkan oleh ibu Renae masih mengejar dan menguntit Renae.

Lebih mengerikan lagi, Camilla dituduh menggunakan sosok Brayden untuk membuat Renae dan pacarnya setelah Camilla, Angus Young, putus.

Jaksa penuntut umum katakan, "Camilla sebagai Brayden lakukan bujukan mental dan pengaruhi Renae, Brayden batasi pergaulan Renae.

"Sementara dalam 2 tahun, Renae dedikasikan kondisi mental dan emosinya untuk Brayden.

Baca Juga: 2 WNI Positif Virus Corona dan Kini Dirawat di Jakarta: Pakar Virus Indonesia Melihat Ada Keanehan pada Virus Corona

"Hidup Renae bergantung pada pesan yang dikirim dan ia kirim ke sosok fiksi."

Catfishing bukan kejahatan, tapi bisa jadi kejahatan

Masih belum jelas apakah Renae paham ia mengalami tindakan catfishing.

Catfishing adalah kegiatan penipuan yang dilakukan oleh individu di dunia online, bertujuan menipu individu lain dan terjadi biasanya dalam konteks hubungan romantis.

Baca Juga: Indonesia Sudah Positif Virus Corona, Kemenkes Rilis Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Covid-19, Simak Panduannya di Sini

Dan di New South Wales, catfishing bukanlah tindakan ilegal, satu hal yang buat keluarga Renae marah.

Pasalnya, Camilla tidak ditahan atas apa yang telah ia lakukan terhadap Renae.

Ibu Renae berteriak di pengadilan "aku menunggu tujuh tahun untuk ini" setelah sidang dengar berakhir.

Camilla sebelumnya menyebut dia tidak ingat hal-hal penting.

Baca Juga: Diasuh Sejak Usia 3 Bulan, Begini Kedekatan Sholeh dan Harimau Kesayangannya, Makan dan Tidur Bersama Setiap Hari

Bagi ayah Renae, hal ini lebih mengerikan daripada saat ia kehilangan anak gadisnya.

Artikel Terkait