Advertorial

Setelah Sebulan Mayatnya Ditemukan di Gorong-gorong Sekolahnya, Baru Terungkap Fakta-fakta Pembunuhan Siswi SMP di Tasikmalaya Ini, Dibunuh Ayahnya Sendiri Hanya karena Minta Hal Ini

Khaerunisa

Editor

Masih ingat dengan penemuan mayat seorang siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya? Gadis malang berinisial DS (13) ini ditemukan sudah tak bernyawa
Masih ingat dengan penemuan mayat seorang siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya? Gadis malang berinisial DS (13) ini ditemukan sudah tak bernyawa

Intisari-Online.com -Masih ingat dengan penemuan mayat seorang siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya?

Gadis malang berinisial DS (13) ini ditemukan sudah tak bernyawa di gorong-gorong setelah sehari tidak pulang ke rumah.

Saat ditemukan, DS masih mengenakan pakaian pramuka, dan tas punggung juga masih dipakainya.

Mengetahui putrinya telah meninggal, sang ibu pun menangis histeris.

Baca Juga: Ditemukan dalam Kondisi Teronggok Mengerikan di Tepi Hutan Pedalaman Mojokerto, Misteri Jasad Bocah SD yang Tewas Pelan tapi Pasti Terungkap

Ia semakin terkejut setelah mengetahui siapa pelaku pembunuh putrinya.

Kasus penemuan jasad siswi SMP 6 Tasikmalaya sangat mengegerkan masyarakat.

Mulai terungkap misteri dari pembunuhan pada siswi SMP ini.

Pembunuhan ini dialkuakn oleh ayah kandung DS.

Baca Juga: Tembus 50 Negara dengan 83.265 Kasus dan 2.858 Orang Meninggal, Bagaimana Sebenarnya Virus Corona Menyebar?

Budi Rahmat (45) tega melakukan pembunuhan pada DS (13).

Setelah hampir sebulan dari penemuan jasad ini akhirnya terungkap pelaku sebenarnya.

Jenazah DS ditemukan pada Senin (27/1/2020).

Ini dia pengakuan lengkap dari Budi Rahmat yang tega melakukan pembunuhan pada putri kandungnya sendiri seperti dikutip TribunMatarm.com dari Kompas.com.

Baca Juga: Seorang Pria Terkejut Bukan Main Saat Menemukan Bagian Tubuh Manusia Ini di Dalam Seporsi Kari Babi yang Dipesannya di Restoran, Justru Teka-teki Dari Mana Benda Itu Berasal Tak Terpecahkan

1. Pengungkapan Tersangka

Polisi menyimpulkan bahwa Delis meninggal akibat tindak pidana kejahatan dan pelakunya adalah bapak kandung korban sendiri, Budi Rahmat (45), asal Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

"Tersangka berinisial BR yang tidak lain bapak kandungnya sendiri," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, Senin siang.

Anom mengatakan, penetapan tersangka ini sesuai hasil penyelidikan, keterangan saksi-saksi, dan pengumpulan bukti-bukti.

Sampai bukti ahli dibutuhkan, yaitu hasil otopsi mayat korban oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.

"Penyelidikan secara maraton dilakukan, alhamdulillah sudah berhasil mengungkap kasus ini," tambah Anom.

Sesuai hasil penyelidikan, motif pelaku mengaku emosi saat korban meminta uang untuk acara studi tur ke Bandung yang akan dilaksanakan di sekolahnya.

Korban saat itu pergi ke lokasi kerja ayahnya tersebut memakai angkutan umum karena hendak meminta uang.

"Pelaku pun kalap dan membunuh korban di sebuah tempat rumah kosong," tambah Anom.

Baca Juga: Masih Ingat Kasus Penemuan Balita Tanpa Kepala dan Beberapa Organ Tubuhnya Hilang? Ini Hasil Otopsi dari Polisi

2. Gara-gara Uang Study Tour

Delis diketahui sebagai korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri, Budi Rahmat (45).

Pelaku emosi karena korban merengek minta uang untuk biaya tur studi (study tour) sekolahnya ke Bandung.

Korban dicekik sampai tewas oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya di sebuah rumah kosong dekat lokasi kerja pelaku.

"Korban tewas karena dicekik oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya sendiri saat mengaku kesal korban meminta uang untuk study tour," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saar konferensi pers di kantornya, Kamis (27/2/2020) siang.

Baca Juga: Guru Wanita Ini Hanya Bisa Pasrah Dihukum Merangkak Oleh Wali Murid, Ternyata Orang Tua Murid Geram Setelah Guru Ini Membuat Anaknya Seperti Ini

3. Alasan Membunuh Putrinya

Sebelum diketahui tewas, lanjut Anom, korban sempat cekcok dengan ayahnya di sebuah rumah kosong dekat tempat kerja pelaku.

Namun, pelaku kalap karena permintaan korban untuk biaya studi tur sebesar Rp 400.000 tak bisa terpenuhi.

Akhirnya pelaku menghabisi nyawa anaknya sendiri dengan cara mencekik leher.

"Korban minta uang Rp 400.000 tapi tak bisa dipenuhi oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya.

Terlibat cekcok sampai pelaku emosi mencekik korban sampai tewas," tambah Anom.

Pelaku pun sempat membiarkan jenazah korban tergeletak di rumah kosong tersebut dan melanjutkan bekerja yang lokasinya tak jauh dari TKP pembunuhan.

Seusai pulang kerja, pelaku pun membawa jenazah anaknya tersebut memakai motor ke lokasi gorong-gorong sekolah korban.

"Setelah mengakui anaknya tewas, pelaku langsung membawa jenazah korban ke gorong-gorong sekolahnya sekaligus tempat penemuan mayat korban sebulan lalu," pungkasnya.

Baca Juga: Dulu Terang-Terangan Nikahi Pria Tua Karena Incar Hartanya, Gadis Cantik Ini Malah Menyesal dan Memperingatkan Wanita Muda Untuk Tidak Menikahi Pria Tua, Masalah 'Intim' Ini Menjadi Pemicunya

4. Ancaman 20 Tahun Penjara

Tersangka diduga sebagai pelaku berdasarkan hasil penyelidikan maraton dengan mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan bukti selama hampir sebulan pasca-penemuan mayat korban, Senin (27/1/2020) lalu.

"Pelaku terancam kurungan penjara selama 20 tahun. Pelaku melanggar Pasal 76c Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak di mana ancaman hukumannya adalah 15 tahun. Namun karena tersangka adalah ayah korban ditambah 5 tahun," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto kepada wartawan saat konferensi pers, Kamis (27/2/2020) siang.

Menurutnya, keterangan saksi-saksi dan bukti sesuai dengan hasil otopsi yang dilakukan Tim Forensik Polda Jabar di RSUD Soekardjo sehari setelah penemuan mayat korban, Selasa (28/1/2020).

Selain itu, pelaku juga mengakui perbuatannya.

"Hasil keterangan otopsi pun sesuai dengan hasil pemeriksaan saksi-saksi dan bukti yang dikumpulkan selama ini. Pelaku pun akhirnya mengakui perbuatannya," kata Anom.

Baca Juga: Dikenal Punya Jenglot hingga Ilmu Kebal, Pria Ini Nekat Merampok Para Sopir Angkot yang Ketakutan, Pengakuannya setelah Ditangkap Justru Beda 180 Derajat!

5. Pengakuan Ibu DS

Di balik pengungkapan kasus ini, Wati Fatmawati (46), ibu kandung korban, menceritakan firasat dan kesedihannya saat membereskan pakaian anaknya, sehari sebelum diumumkan penyebab kematian Delis oleh Kepolisian.

Saat itu, Wati mengaku teringat hendak memindahkan pakaian korban dari kamar tidurnya yang saat ini dipakai oleh adik korban yang masih berumur 11 tahun.

Pakaian korban pun dibereskan dan dikumpulkan dalam satu lemari khsusus di bagian tengah rumah.

Wati pun tiba-tiba terhenyak saat melihat pakaian seragam biru putih korban dan teringat dengan seragam Pramuka yang dikenakan korban saat ditemukan membusuk di gorong-gorong sekolahnya.

"Mungkin kemarin ada tanda-tandanya (firasat), saat membereskan pakaian almarhumah (Delis) saya langsung menangis dan teringat seragam pramuka korban yang masih terpakai saat ditemukan tewas. Saya pun menangis lama," kata Wati, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Kamis (27/2/2020).

"Padahal, saya selama beberapa pekan ini sudah berusaha tegar," lanjut Wati, sembari mencucurkan air mata dengan tatapan kosong kepada empat orang wartawan di depannya, Rabu malam.

Baca Juga: Seorang Model Wanita yang Masih Muda Mengalami Kebutaan setelah Lakukan Tato Bola Mata, Meski Sempat Menjadi Trend, Ternyata Ini Bahaya Tindakan Tato yang Satu Ini

Sebelumnya, Wati sendiri yakin anaknya korban pembunuhan

Dirinya pun tak mengira akan mendapatkan kabar pengungkapan kasus kematian anaknya pada Rabu malam.

Namun keyakinan dirinya bahwa kematian anaknya akibat dibunuh telah muncul saat mengetahui mayatnya ditemukan mengenaskan.

"Baru kemarin lagi saat beres-beres pakaian saya sangat teringat lagi anak saya.

Padahal saya sudah mulai tabah dan berusaha supaya tak terus-terusan bersedih.

Mungkin ini pertanda dari Allah SWT.

Eh, sekarang saya dapat kabar pengungkapan kasusnya," tambah Wati, sembari dihibur oleh para wartawan dengan melontarkan pertanyaan humor lainnya terkait kapan akan menikah lagi.

"Sumpah Pak, saya gak kepikiran ke sana selama ini," tukas Wati, dibarengi senyuman walau kedua bola matanya memerah menahan tangis.

(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)

Baca Juga: Suhu Tubuhnya Capai 37,5 Derajat Tapi tetap Bekerja, Ini Kasus Pertama Penularan Virus Corona Lewat Uang: Koin Seperti Halnya Uang Kerta Tingkatkan Risiko Terinfeksi

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Fakta Lengkap Penemuan Jasad Siswi SMP di Gorong-gorong, Termasuk Alasan Ayah Lakukan Pembunuhan!

Artikel Terkait