Advertorial
Intisari-Online.com – Pada 27 Februari 2018, seekor sperm whale atau paus sperma muda ditemukan terdampar di pantai Cabo de Palos, Murcia, Spanyol Selatan.
Mengetahui ada seekor paus muda yang terdampar, para ilmuwan pun ingin tahu apa yang membunuhnya.
Apalagi ketika ditemukan ukuran paus ini sangat kurus.
Biasanya ukuran paus sperma cukup besar walau tidak sebesar paus pada umumnya. Namun mamalia ini ditemukan hanya sepanjang 10 meter dan itu tergolong sangat kurus.
Baca juga:Fenomena Aneh Apa Ini? Ratusan Paus Terdampar di Pesisir Pantai Australia, Separuhnya Tewas
Setelah dilakukan pemeriksaan, para ilmuwan pun mendapatkan hasilnya.
Dilansir dari cnn.com, ditemukan sampah seberat 29 kg bersarang perut dan usus paus sperma tersebut.
Sebagian besar sampah terdiri dari plastik, tali, potongan jaring, dan puing-puing lainnya.
Tentu saja hasil ini membuat marah ilmuwan dan aktivis lingkungan. Mereka pun langsung meluncurkan kampanye untuk membersihkan pantai.
"Kehadiran plastik di lautan dan lautan adalah salah satu ancaman terbesar bagi pelestarian satwa liar di seluruh dunia,” kata Consuelo Rosauro, direktur lingkungan umum Murcia, dalam sebuah pernyataan.
“Karena banyak hewan yang menelan plastik dalam jumlah besar dan akhirnya menyebabkan kematian mereka.”
Para ilmuwan menambahkan bahwa paus sperma itu meninggal karena infeksi perut, yang disebut peritonitis.
Peritonitis terjadi karena ia tidak bisa mencerna limbah yang telah ditelannya, sehingga menyebabkan sistem pencernaannya pecah.
Dengan kasus ini, para ilmuwan dan aktivis lingkungan mengungkapkan kekhawatiran terkait paus sperma terancam punah.
Selain itu, mengingatkan berapa banyak sampah plastik yang dibuang ke laut.
Sebelumnya, World Economic Forum melaporkan ada sekitar 150 juta ton plastik sudah mengapung di lautan kita.
Catatan ini ditambah dengan delapan juta ton memasuki air setiap tahun.
Sebuah laporan yang dirilis bulan lalu juga melaporkan bahwa plastik telah ditemukan mencekik satwa laut dan telah memasuki rantai makanan kita, di mana ia mengirim bahan kimia beracun yang dapat berakhir di makanan kita.
Baca juga:(Foto) Seperti Inilah Kehidupan Orang-orang Suku Inupiat, Suku yang Diperbolehkan Berburu Paus