Advertorial

Salahkan Masyarakat yang Bikin Harga Masker Melonjak Tinggi karena Takut Tertular Virus Corona, Menkes Terawan: Salah Sendiri Kok Dibeli

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tidak heran dengan melambungnya harga masker di Indonesia.

Dia menilai harga masker melonjak karena diburu masyarakat setelah munculnya virus corona.

Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker.

"Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (15/2).

Baca Juga: Viral! Gubernur Kalteng yang Pernah Jadi Suami Ussy Sulistiawaty Turunkan Paksa Pasien dari Ambulans di Tengah Jalan, Untuk Apa?

Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.

Harusnya, kata dia, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.

Namun ia melihat, pasca munculnya virus corona di China, masyarakat Indonesia justru ramai-ramai menggunakan masker meski dalam kondisi sehat.

"Enggak usah (pakai masker). Masker untuk yang sakit," kata dia.

Baca Juga: 'Orang Arab Walau Bookingan Harus Ijab Kabul, ' Wisata Seks Halal di Bogor Telah Mendunia hingga Turis Arab Masuk Indonesia, Polisi Beberkan Tarifnya

Menurut Terawan, perwakilan dari World Health Organization (WHO) di Indonesia juga memiliki pendapat serupa.

"Dr. Paranietharan dari WHO bilang, enggak ada gunanya (orang sehat pakai masker)."

"Untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Tapi yang sehat enggak perlu," kata dia.

Baca Juga: Pesinetron Tukang Bubur Naik Haji Meninggal Mendadak Saat Syuting Acara Siaran Langsung di Televisi, Pesan Terakhirnya Buat Trenyuh Orang - Orang

Saat ditanya lebih jauh apakah pemerintah akan turun tangan dalam mengatasi melambungnya harga masker ini, Terawan tak memberi jawaban tegas.

Dia hanya mengatakan bahwa melambungnya harga masker karena mekanisme pasar.

"Itu kan pasar begitu, kalau dibutuhkan banyak harga naik."

Baca Juga: Jadi Negara dengan Korban Virus Corona Tertinggi Setelah China, Singapura Dihantam Krisis Hebat, Tisu Toilet Berubah Jadi Mata Uang

"Kalau orang nyari malah justru makin mahal."

"Kan begitu, tapi kalau enggak ada yang nyari turun sendiri harganya," ucap dia.

Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan beberapa media internasional.

Salah satunya Reuters yang menyoroti kenaikan hingga 10 kali lipat dari harga asli.

Baca Juga: Niat Berbahagia dengan Menikah untuk Ketiga Kalinya, Pesta Berubah Jadi Petaka Saat Istri Pertama Muncul, Mempelai Pria Babak Belur dan Terancam Dibakar Saat Sembunyi

Bambang Darmadi, seorang penjual peralatan kesehatan salah satu toko di Jakarta, menyebutkan, satu kotak masker biasa berisi 50 lembar saat ini dijual seharga Rp 200.000.

Padahal, harga normal sebelum wabah virus corona terjadi adalah Rp 20.000.

Menurut Darmadi, lonjakan harga masker berkisar sampai Rp 10.000 setiap harinya.

Baca Juga: Bikin Chernobyl Jadi Kota Mati, Unsur Nuklir Caesium 137 Terdeteksi di Perumahan Serpong, Ini Dampaknya Bagi Manusia

Sementara itu, media Pemerintah Singapura, Straits Times, dalam judul berita Coronavirus: Price of a box of N95 masks cost more than a gram of gold in Indonesia melaporkan bahwa harga satu kotak masker N95 sebanyak 20 lembar mencapai Rp 1,5 juta.

Harga tersebut melebihi nilai satu gram emas yang saat ini berkisar Rp 800.000.

Media ini juga melaporkan kenaikan harga lebih tinggi untuk masker biasa.

Satu kotak berisi 50 lembar mencapai Rp 275.000 dengan harga normal kisaran Rp 30.000. (Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Harga Masker Tinggi, Menkes: Salahmu Sendiri Kok Beli.

Artikel Terkait