"Reagennya sangat spesifik yang memang digunakan untuk mengidentifikasi virus, sehingga nantinya bisa untuk mengidentifikasi, bahkan standart positifnya di dalam reagen nanti bisa muncul," ujar Mohammad Nasih.
Penelitian virus corona baru ini dilakukan di Laboratorium Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga Surabaya.
Tim peneliti melakukan pemeriksaan dengan menggunakan sampel dahak dari penderita gangguan saluran pernafasan.
"Dalam hal ini nantinya akan ada empat tahap, mulai dari people under observation, suspec, pro people, dan terakhir confirm. Jadi jika setelah semuanya di periksa hasilnya positif ya kita yakin memang betul - betul terinfeksi 2019 - nCoV," tutur Inge Lucida, Ketua LPT UNAIR Surabaya.
Reagen yang diketahui baru datang 1 Februari 2020 ini sesuai dengan standart WHO dan hanya dimiliki dua lembaga di Indonesia, yakni UNAIR Surabaya dan Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.
Universitas Airlangga dan Kobe University telah berhasil berkolaborasi menemukan alat pendeteksi atau reagen Novel Corona Virus.
Permasalahan terkait ketersediaan alat pendeteksi novel corona virus (2019-nCov) yang ada di Indonesia ini sempat menjadi kekhawatiran oleh masyarakat.
Selain di Unair, reagen ini juga telah dimiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR