Advertorial

Beginilah Nasib Timor Leste Usai Merengek Minta Tolong pada Indonesia Tetapi Ditolak, Akirnya Hanya Negara Ini Bersedia Menolongnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.
Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.

Intisari-online.com -Pada 20 tahun lalu Timor Leste adalah bagian Indonesia, namun mereka ngotot minta referendum untuk memisahkan diri dari RI.

Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.

Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.

Memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.

Baca Juga: Harga Serum Pemutih Wajah Syahrini Capai Rp6 Juta: Walau Buat Wajah 'Berkilau', Nyatanya Ini Efek Mengerikan dari Serum Wajah

Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.

Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.

Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.

Namun, 20 tahun usai merdeka, Timor Leste justru kembali lagi pada Indonesia dan merengek minta bantuan.

Baca Juga: Lebih Mengerikan dari Wuhan, di Kota Ini Sebayak 20.000 Orang Mati dalam Semalam, Insiden Itu Menyebabkan Dunia Gempar dan Ketakutan

Menteri Perencanaan dan Investigasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao membenarkan hal itu.

Dia melakukan kunjungan ke Indonesia untuk beryemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di kantornya.

Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.

"Karena harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan minta bantuan ke negara-negara lain," ujar Xanana.

Xanana meminta bantuan untuk mengevakuasi warganya yang saat ini berada di China.

Jika tidak dibantu pihaknya khawatir dengan potensi penularan virus corona.

Baca Juga: Banyak Wanita Tidak Puas dengan Ukuran Payudaranya, Padahal Itu Bisa Menimbulkan Kerugian yang akan Disesali Ini Loh

Namun, permintaan itu ternyata ditolak oleh Indonesia.

Selain itu pemerintah Timor Leste juga sempat minta tolong ke Bali untuk mengkarantina warganya di bali.

Hal ini disampaikan I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/20)

"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.

Menurut Suarjaya, penolakan tersebut telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menyetop sementara kunjungan dari China.

Namun, dari beragam penolakan itu Timor Leste mendapat jawaban dari Selandia Baru.

Baca Juga: China Sebut Korban Virus Corona yang Meninggal Sekitar 500 Orang, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari, Fakta Mengerikan yang Ditutupi China Mulai Terkuak

Pesawat Selandia Baru yang mengevakuasi 190 orang dari Wuhan membawa 17 di antaranya adalah warga Timor Leste.

Tidak ada penumpang dalam pesawat yang menunjukkan gejala virus corona.

Tetapi, satu orang sempat dilarang terbang setelah gagal dalam pemeriksaa kesehatan pra-terbang. berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, terdapat 54 warganya.

Kemudian 44 residen permanen berpaspor China. Lalu 23 orang asal Australia beserta 12 residen permanen menggunakan paspor Negeri "Panda", delapan orang dari Inggris.

17 dari Timor Leste, 17 lainnya warga Papua Nugini, Lima Samoa, empat Tonga dan dua pendudu Fiji sisanya penduduk negara lain.

Artikel Terkait