Advertorial

China Sebut Korban Virus Corona yang Meninggal Sekitar 500 Orang, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari, Fakta Mengerikan yang Ditutupi China Mulai Terkuak

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Namun, krematorium (rumah kremasi) di China membuat pengakuan lain yang mungkin akan sedikit mengejutkan Anda.
Namun, krematorium (rumah kremasi) di China membuat pengakuan lain yang mungkin akan sedikit mengejutkan Anda.

Intisari-online.com - Hingga detik ini korban yang meninggal akibat virus corona terus bertambah.

Laporan internasional menyebut jumlah korban mencapai 630 orang, menurut otoritas di Provinsi Hubei yang menjai pusat bencana.

Kemudian sebanyak 2.447 kasus bari di temukan di provinsi tersebut.

Data-data tersebut mungkin adalah fakta yang dirilis resmi oleh otoritas China menyusul laporan semakin bertambahnya jumlah korban.

Baca Juga: Aksi Heroik Bocah-bocah SD Gigit dan Lempar Batu ke Penculik Demi Selamatkan Temannya, Si Penculik Hadang Pakai Mobil dan Iming-imingi Uang Rp 1 Juta

Namun, krematorium (rumah kremasi) di China membuat pengakuan lain yang mungkin akan sedikit mengejutkan Anda.

Menurut Daily Star pada Kamis (6/2/2020) krematorium yang bekerja 24 jam dalam 7 hari mengaku membakar tubuh korban virus corona.

Mereka bekerja tapa istirahat karena mayat-mayat terus berdatangan.

Menurut laporan dalam sehari mereka membakar sekitar 100 mayat setiap hari sejak 28 Januari 2020.

Baca Juga: Bikin Merinding! Teori Konspirasi Menyebut Virus Corona Ternyata Pernah Diramalkan Oleh The Simpsons 27 Tahun Lalu

Satu orang dalam, yang dikatakan bekerja di rumah duka di Wuhan, dilaporkan telah mengungkapkan jam kerja yang panjang untuk menangani lonjakan kematian akibat virus corona.

Pekerja krematorium dilaporkan bekerja dalam pakaian pelindung dan masker sementara mereka menangani tubuh.

Ini terjadi setelah pemerintah China mengeluarkan dekrit melarang pemakaman bagi korban virus corona dan meminta untuk membakar mereka.

Wuhan adalah pusat penyebaran yang menjadi kota pertama tempat penyebaran virus ini.

Laporan dari rumah kremasi ini membuat spekulasi bahwa banyak hal sedang ditutupi China.

Pemerintah komunis itu sedang dalam upaya untuk mengecilkan jumlah korban sementara korban yang meninggal dalam jumlah melebihi laporan.

Baca Juga: Kenali Manfaat Bermain Golf untuk Kesehatan Jantung, Mulai dari Berlatih Teknik yang Baik

Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, telah mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.

Pekerja itu mengatakan staf kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.

Diidentifikasi hanya sebagai Tuan Yun, ia berkata, "90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."

Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan bekerja 24 jam."

Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."

Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.

Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.

Baca Juga: Ditemukan Narkoba yang 10.000 Kali Lebih Kuat dari Morfin, Hanya Perlu Sebesar Debu Sudah Mampu Membunuh Manusia

Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat" yang jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang baru sekarang sekitar 600 lebih.

Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk.

Sistem kesehatan rumah sakit benar-benar kewalahan, dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menanganan pasien.

Artikel Terkait