Advertorial

Sudah Ludes Diborong Sampai Harganya Melonjak Tinggi, Nyatanya Masker Bukan Cara Paling Ampuh Cegah Virus Corona, Ini Cara Terbaiknya

Ade S

Editor

Masker sering dianggap sebagai cara terbaik mencegah virus corona, namun fakta menyatakan sebaliknya.
Masker sering dianggap sebagai cara terbaik mencegah virus corona, namun fakta menyatakan sebaliknya.

Intisari-Online.com -Masker sering dianggap sebagai cara terbaik mencegah virus corona, namun fakta menyatakan sebaliknya.

--

Virus corona benar-benar sudah mengguncang dunia, tidak hanya China yang menjadi asal penyebaran dan paling banyak memiliki korban.

Bayangkan saja, hingga berita ini diturunkan, sudah ada 564 korban jiwa dan 27.684 orang terinfeksi.

Baca Juga: Teriak-teriak Mengaku Idap Virus Corona di Atas Pesawat Berpenumpang 243 Orang, Seorang Selebgram Seenaknya Bilang Hanya Bercanda padahal Sudah Sebabkan Kekacauan

Hal ini jelas menimbulkan kepanikan di seluruh dunia terutama ketakutan akan tertular oleh penyakit mematikan ini.

Salah satu yang bisa terlihat adalah laris manisnya masker, terutama masker N95, hingga harganya melonjak tinggi.

Namun, meski sebuah fakta mengejutkan mengemuka, yaitu bahwa ternyata masker bukanlah cara terbaik mencegah penularan virus corona.

Hal ini diungkapkan oleh seorang direktur salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Pernah Berkali-kali Selamat dari Maut, Legenda Hollywood Kirk Douglas Meninggal di Usia 103 Tahun, Sempat Nikmati Kebersamaan dengan Keluarga di Saat-saat Terakhir

Sebelumnya diberitakan bahwa harga maskerN95 di Indonesia melonjak drastis setelah merebaknya penyebaran virus corona dari China.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, kenaikan harga masker disebabkan kelangkaan produk tersebut di pasaran.

Sebab, produsen masker tersebut saat ini tak bisa memenuhi kebutuhan pasar yang begitu tinggi.

“Semua orang lagi panik, sehingga kelangkaan supply, jadi harganya naik,” ujar Honesti di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Sementara itu, Direktur Utama PT Kimia Farma Verdi Budidarmo mengakui adanya kelangkaan masker N95 di apotek-apotek milik perusahaannya.

Menurut dia, stok masker N95 milik Kimia Farma telah diminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia.

“Masker milik kita diambil BNPB untuk langkah preventif (penyebaran virus corona). Masker itu disebar di pintu-pintu gerbang yang ada di Indonesia, terutama untuk petugas (di bandara dan pelabuhan),” kata dia.

Sebelumnya, Harga masker N95 semakin meroket di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, setelah kasus penyebaran virus corona dari Wuhan, China, merebak.

Baca Juga: Millen Cyrus Ogah Lakukan Operasi Ganti Kelamin: Begini Tahapan Operasi Ganti Kelamin dari Pria ke Wanita, Penuh Risiko!

Eko, salah seorang karyawan toko yang menjual alat medis mengatakan, harga masker N95 kini sudah mencapai Rp 2 juta per boks.

Hal itu karena permintaan konsumen yang sangat banyak sedangkan stoknya sangat terbatas.

"Harga masker N95 terus naik sudah dari minggu lalu. Tadinya naik, kami jual Rp 500.000, terus naik lagi jadi RP 1 juta. Sekarang ada yang jual Rp 2 juta per boksnya," kata Eko di lokasi, Selasa (4/2/2020).

Harga masker N95 di Pasar Pramuka saat ini bervariasi mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per boks berisi 20 buah.

Bukan masker

Namun, meski sudah ludes dijual dan harganya melonjak tinggi, faktanya masker bukanlah cara terbaik untuk mencegah penularan corona.

Hal ini disampaikan olehDirektur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.

Menurut Honesti,masker bukan merupakan komponen terpenting untuk mencegah tertular virus corona.

Baca Juga: Walau Sudah Operasi Payudara dan Suntik Hormon, Tapi Millen Cyrus Ogah Lakukan Operasi Ganti Kelamin, Ternyata Ini yang Terjadi Saat Operasi Ganti Kelamin

Honesti justru menyebut daya tahan tubuh seseoranglah yang menjadi faktor terpenting agar tak tertular virus asal Wuhan, China itu.

“Masker enggak banyak bantu, virus (corona) ukurannya kecil. Kalau Anda buat masker serapat apapun yang ada malah bikin Anda sesak,” ujar Honesti di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Honesti berpesan, pola hidup sehat merupakan kunci dari segala bentuk macam penyakit. Atas dasar itu, ketimbang menggunakan masker, lebih baik masyarakat menjaga pola hidupnya agar daya tahan tubuhnya baik.

“Statistik yang kena (virus corona) yang daya tahan tubuhnya rendah. Pola hidup sehat itu membuat virus apapun segan di tubuh Anda,” kata Honesti.

Sumber: Kontan.

Artikel Terkait