Advertorial
Intisari-Online.com- Seorang Tenaga Kerja Indonesia, Aksioma Waruwu asal Nias Selatan meninggal dunia di Jepang.
Jenazah tidak bisa kembali ke Indonesia karena permasalahan biaya.
Kabar meninggalnya Aksiwona Waruwu sudah tersebar di media sosial yang diposting oleh kakak kandungnya Sejahtera Waruwu.
Sejahtera Waruwu saat dihubungi Tribun Medan mengutarakan bahwa adeknya baru dia tahu meninggal Senin lalu dari warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang.
Baca Juga:(Video) Aplikasi Tembus Pandang Ternyata Benar-Benar Ada, Berani Mencobanya?
Saat itu Sejahtera mendapat kabar adeknya sakit dan masuk rumah sakit dalam keadaan koma di Jepang.
Kemudian sehari kemudian Aksiwona pun meninggal.
"Kami tahu awalnya masih koma. Kemudian Senin lalu sudah meningal dunia. Sekarang terkendala biaya kami memulangkan adek kami itu.
Kami kebingungan, karena kami mau adek kami itu kembali ke Nias. Supaya bisa kami makamkan dengan baik," ujar Sejahtera Waruwu melalui sambungan telepon, Sabtu (7/4/2018).
Kata Sejahtera sejauh ini mereka sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Namun KBRI tidak bisa memberikan bantuan maksimal, karena adiknya menggunakan visa wisata, bukan visa kerja.
"Kata KBRI adik saya pakai visa wisata, bukan visa untuk kerja. Jadi sulit dipulangkan adik saya. Biayanya juga besar untuk mengembalikan adik saya.
KBRI juga sudah membuat aksi pengumpulan dana, namun masih kurang Rp 50 juta lagi, makanya kami pusing ini, dari keluarga ada Rp 30 juta, yang dua puluh juta lagi dari mana lah ini," ujarnya.
Lanjut Sejahtera, adiknya ini dulu memang berulang kali mencoba untuk menjadi TKI di Jepang dengan mendaftar ke penyalur tenaga kerja, dan sudah mengikuti berbagai pelatihan.
Namun dia tetap tidak punya kesempatan untuk bekerja ke jepang, hingga akhirnya mengambil jalan pintas menggunakan visa wisata ke Jepang untuk bekerja.
"Dia bisa bahasa Jepang. Tapi tetap gak lulus terus jadi TKI yang pakai visa kerja. Makanya dia pakai visa wisata. Tahulah susah kali mau jadi TKI tanpa ada uang dulu, dia kerja di Jepang di pabrik yang buat baut sepeda motor dan mobil," ujarnya.
Ia mengutarakan saat ini sudah berkoordinasi dengan relawan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, untuk membantu proses pemulangan Aksiwona Waruwu.
"Siapa pun yang bisa membantu kami, tolonglah. Biar bisa pulang adik kami," ujarnya.
(Artikel ini telah tayang di tribunnews.com 7 April 2018 oleh Riesa Sativa Ilma dengan judul asli “Kisah Pilu, TKI Meninggal di Jepang, Jenazahnya Tak Bisa Dipulangkan, Dana Kurang Rp 20 Juta")
Baca Juga:Kepalkan Tanganmu Sekarang Juga, Bentuknya Akan Ungkap Bagaimana Kepribadianmu