Advertorial

Andaikan Tidak Main Hakim Sendiri pada Dokter Ini, Mungkin Virus Corona Bisa dikendalikan, Kini Pejabat China Menyesal Atas Kecerobohannya Ini pada Masa Lalu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sebenarnya, masalah virus corona sudah diketahui sejak lama namun pemerintah China tutup mata dan mengabaikan peringatannya.
Sebenarnya, masalah virus corona sudah diketahui sejak lama namun pemerintah China tutup mata dan mengabaikan peringatannya.

Intisari-online.com - Pemerintah China mungkin telah membuat kesalahan besar mengenai virus corona pada masa lalu.

Kini wabah tersebut telah meluas dan menjadi ancaman nomor satu di negeri panda tersebut.

Sebenarnya wabah tersebut bisa diatasi andaikan perkataan dokter ini didengarkan oleh pemerintah China pada masa lalu.

Mengutip World of Buzz pada Selasa (4/2/20), dokter mata Li Wenliang mungkin adalah pahlawan yang tidak pernah di dengarkan oleh pemerintah China.

Baca Juga: Tubuh Hancur dan Meninggal Akibat Telindas Kereta Api, Pria Ini 'Hidup Kembali' Saat Pemakamanannya, Penampilannya yang Lusuh dengan Pakaian Compang-camping Membuat Pelayat Ketakutan

Sebenarnya, masalah virus corona sudah diketahui sejak lama namun pemerintah China tutup mata dan mengabaikan peringatannya.

Kisahnya berawal pada 30 Desember 2019, Li Wenliang kala itu mengirim peringatan di kelompok alumni kedokteran di akun WeChat miliknya.

Dia memperingatkan bahwa sudah ada 7 pasien yang berada di bangsal isolasi di departemen oftalmologi di rumah sakitnya.

Mereka mengalami kondisi mengerikan yang diduga berasal dari pasar makanan laut lokal dengan diagnosis sidrom pernapasan akut parah (SARS).

Baca Juga: Terlalu Takut dengan Virus Corona, Pemerintah China Melarang Memakamkan Korban Virus Corona, Tetapi Mayatnya Harus Segera Dimusnahkan dengan Cara Ini

Namun, cuplikan pesan itu bocor, Li dipanggil polisi setempat selama beberapa hari.

Kemudian dia ditegur karena menyebarkan desas-desus online yang mengganggu ketertiban sosial.

Namun, Li terus merawat pasien dan salah satu dari mereka datang karena glaukoma tetapi mengalami demam.

Kemudian pasien didiagnosis dengan pneumonia setelah melakukan pemindaian paru-paru.

Pada 12 Januari Li akhirnya menderita virus karena merasa tubuhnya tidak sehat, dia dipindahkan ke bangsal isolasi sementara orang tuanya juga terinfeksi.

30 Januari tes menunjukkan hasilnya negatif, tapi Li masih berada di ruang isolasi.

Baca Juga: Kenali Gejala Asam Urat Tinggi, Salah Satunya Tiba-tiba Nyeri Sendi

Pada saat ini, berita internasional melaporkan bahwa China telah menangkap pelapor yang telah memperingatkan tentang coronavirus baru pada awal kemunculannya.

Para kritikus khawatir bahwa mungkin ada penutupan pandemi potensial.

Pelapor awalnya dianggap sebagai wartawan atau aktivis, tetapi sekarang telah terungkap bahwa setidaknya satu dari mereka adalah seorang profesional medis.

Rumor lain yang saat ini beredar di negara Cina bahwa kedelapan yang ditangkap adalah dokter.

Kini, bak nasi telah menjadi bubur Mahkamah Agung Tiongkok mengatakan seharusnya negara mendengarkan perkataan Li Wenliang ketika wabah pertama kali muncul.

Mereka mengatakan delapan warga Wuhan saat itu seharusnya tidak ditangkap karena mereka sepenuhnya tidak bersalah.

"Mungkin jika masayarakat percaya rumor saat itu dan mulai memakain masker dan tindakan sanitasi, serta menghidari pasar hewan liar, mereka akan selamat," katanya.

Baca Juga: Nekat Racik Obat dari Antivirus untuk Dua Penyakit Ini, Thailand Sanggup Sembuhkan Pasien Corona Hanya dalam Waktu 48 Jam, Bahkan Pasien Sudah Bisa Lakukan Ini Hanya dalam 12 Jam

Pada 29 Januari penngadilan tinggi Tiongkok mengkritik polisi Wuhan karena menegur delapan warga yang menyebarkan desas-desus mengenai virus tersebut.

Kini namanya telah dihapus, Dr Li mengatakan dia akan berada di garis depan untuk ikut memerangi virus tersebut begitu dia pulih.

Dia mengatakan merasa lega setelah pengadilan tinggi mengkritik polisi.

Dia menambahkan bahwa keadilan untuk dirinya sendiri bukanlah prioritas utama, itulah sebabnya dia tidak berencana untuk pergi melalui saluran peradilan resmi untuk mendapatkan penjelasan itu akan merepotkan.

"Lebih penting bagi orang untuk mengetahui kebenaran, keadilan tidak terlalu penting bagi saya," katanya.

Artikel Terkait