Advertorial
Intisari-online.com - Jika dunia digegerkan dengan isu virus corona, lain di Indonesia yang sedang viral kerajaan-kerajaan fiktif.
Mulai dari Kerajaan Agung Sejagat, Sunda Empire hingga King of The King, alias raja diraja dari semua raja di dunia.
King of The King adalah fenomena baru kerajaan fiktif di Indonesia yang dipimpin oleh sosok yang disebut menjabat sebagai Presiden Union Bank Swiss (USB).
Juga dia memimpin organisasi yang disebut Indonesia Mercusuar Dunia (IMD), yang dikenal dengan nama Mr Dony Pedro.
King of The King cukup menghebohkan publik lantaran kemunculannya dengan klaim-klaim tak masuk akal, dan nyaris tidak nalar.
Juanda, orang terdekat Dony Pedro alias King of The King adalah orang yang akan melantik pemimpin dunia.
Dikutip dari Tribunnews dia mengatakan, "Itu adalah Raja Diraja, yang melantik seluruh presiden dan raja-raja di dunia."
Kemudian, klaim yang tak kalah fantastis adalah kekayaanya tak masuk akal mencapai Rp60.000 Triliun.
Kekayaan itu adalah aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss yang diserahkan ke King of The King.
Digunakan untuk tiga hal, pertama melunasi utang luar negeri Indonesia, kedua untuk dibagikan ke masayarakat Indonesia per kepala Rp3 miliar, ketiga untuk membeli Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
Jika berbicara tentang kekayaan yang fantastis yang bernilai Rp60.000 Triliun bahkan lebih banyak dari orang terkaya di dunia Jeff Bezos yang hanya memiliki kekayaan Rp1.600 triliun.
Pasti semua orang akan berpikir bahwa rumah King of The King sangat mewah bak istana.
Tetapi kenyataanya, "Kemewahan" rumah itu tidak seperti yang mungki kita bayangkan, faktanya Mr Dony Pedro alias King of The King tidak punya rumah alias masih ngontrak.
Menurut penelusuran Tribunnews, Mr Dony Pedro mengontrak di sebuah rumah di Kota Bandung.
Sejak namanya mulai mencuat, beberapa tetangga hingga ketua RT pun ankat bicara mengenai dirinya.
Rumah itu terletak di Jalan Wiranta Nomor 79. Kota Bandung.
Rumah kontrakan itu dikelola oleh pemiliknya bernama Kiat Pambudi (40).
Di mata Pambudi, dia mengenal sosok Dony Pedro dan beberkan beberapa sifatnya.
"Saya baca di pemberitaan disebut markas. Setahu saya ini hanya tempat silahturahmi," katanya.
"Hubungan saya dengannya pribadi baik. Tapi kalau belum kenal kesannya arogan, karena dia pernah menjadi aparat," lanjutnya.
Lebih lanjut, dia sempat ngobrol serius soal uang-uang di Eropa.
"Sempat ngobrol soal tongkat Nabi Musa hingga uang-uang Eropa yang banyak katanya, kata teman saya uang yang ditunjukkan bukan uang Erpa tetapi Jerman, Memang agak aneh pemikirannya," ujarnya.
Kemudian, tetangganya Asbat mengenak Dony mengatakan.
"Istrinya cukup baik pada kami, berbagi makanan, Kadang saya di depan rumah lihat dikasih rokok, jadi harus terima kasih," jelas Asbat.