Advertorial
Intisari-online.com - Pada bulan Januari lalu, China diterpa wabah virus corona yang hingga kini telah menewaskan setidaknya 361 orang.
Situasinya juga bertambah buruk, dengan 16 ribu orang terjangkit virus tersebut.
Alhasil, kini China dalam situasi cukup gawat karena wabah ini belum juga menemui perkembangan untuk diatasi.
Parahnya di Hubei dalam sehari pasiennya bertambah sebanyak 2.013.
Kementerian kesehatan China mengatakan, 9.618 pasien telah dirawat secara intensif, dengan sekitar 478 pasien saat ini dalam kondisi kritis.
Kabar terbaru penyakit ini kian merajalela, India menjadi negara terbaru yang juga mengalami kasus virus corona.
Hingga saat ini lebih dari 140 kasus terkonfirmasi, menyebar ke lebih dari 20 negara di China termasuk Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Asia, Australia hingga Timur Tengah.
Beberapa kasus melibatkan orang-orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan China, hal ini mengindikasikan betapa bahayanya virus ini.
Meski kasus virus corona belum mereda dan masih menjadi masalah serius di China, kabarnya mereka kembali menerima masalah.
Ibarat sudah terjatuh masih tertimpa tangga, baru-baru ini China mengumumkan bahwa mereka dilanda virus yang pernah menggerkan Indonesia selama 3 tahun.
Wabah tersebut adalah H5N1 alias flu burung, patogen yang menyebar dari unggas ke manusia.
Kabarnya virus tersebut menyebar dari peternakan Shaoyang di provinsi Hunan Selatan.
Pihak berwenang telah memusnahkan, 17.828 ayam setelah wabah dikonfirmasi oleh Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan di Beijing Sabtu (1/2/2020), lapor Daily Mirror.
Peternakan asal tempat wabah memiliki 7.850 ayam kata pejabat yang telah menutup dan mensterilkan lokasi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kasus H5N1 pada manusia terjadi sesekali, tetapi virus tidak mudah menginfeksi manusia.
Namun, sulit untuk menularkan infeksi dari orang ke orang.
Ketika orang terinfeksi, angka kematiannya sekitar 60 persen, kata WHO.
Orang-orang dapat terinfeksi oleh kontak dekat dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi, atau lingkungan yang terkontaminasi H5N1.
WHO mengatakan, "Tidak ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui makanan yang disiapkan dan dimasak dengan benar.
"Aman untuk memakan unggas dan burung buruan yang disiapkan dan dimasak dengan benar. Virus ini tak tahan terhadap panas," katanya
"Suhu normal yang digunakan untuk memasak (sehingga makanan mencapai 70C di semua bagian) akan membunuh virus," sambungnya.
Shaoyang berjarak sekitar 350 mil dari pusat kota Wuhan, tempat wabah koronavirus dimulai akhir bulan lalu.
Perlu diketahui, virus flu burung sempat menjadi masalah serius di Indonesia dimulai pada September Oktober 2003.
Tahun 2004 Pemerintah Indonesia sampai membuat keputusan melalui Menteri Pertanian Nomor 96/Kpts/PD.630/2/2004.
Berlangsung setidaknya 5 tahun hingga 2007 pemerintah mendeklarasikan bahwa virus ini telah menyebar ke 31 provinsi, pada saat itu masih 33 provinsi di Indonesia.
Hingga akhirnya virus ini berhasil diberantas pada 2016 silam, dan 2017 di Papua.