Setelah berkuasa, tindakan pertama yang dilakukannya ialah membunuh Rakotobe dan ibunya, bersama dengan banyak kerabatnya.
Cara menjalankan kepemerintahan menjadi brutal dibawah kekuasaannya, Ranavalona berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional dan menjungkirbalikkan hampir semua kebijakan suaminya.
Dia mengusir para misionaris, menghentikan perjanjian perdagangan dengan Perancis dan Inggris, serta berjuang melawan serangan angkatan laut Prancis.
Baca Juga: Kasus Penculikan Teraneh, Bayi Berusia 16 Hari Dibawa Kabur oleh Seekor Monyet
Untuk menghukum warganya yang patut dicurigai, dia mengharuskan mereka untuk memakan kulit ayam diikuti dengan tanaman kacang.
Tanaman kacang itu akan membuat mereka muntah dan ketiga kulit ayam harus dikeluarkan untuk membuktikan kesetiaan diri.
Suatu saat, kekasih Ranavalona ketahuan berselingkuh dan menolak melakukan hukuman itu, sehingga segera dia dibunuh dengan menusuk lehernya.
Setelah pertempuran melawan Prancis dan Inggris, Ranavalona juga memamerkan 21 kepala warga Eropa dipajang tertusuk di ujung tombak untuk memperingatkan musuh-musuhnya.
Konon, pertempuran dimenangkan terutama karena rakyat Madagaskar beruntung, banyak orang Eropa yang terserang malaria.
Dalam kerajaannya, Ranavalona juga melarang praktik kekristenan yang didukung saat pemerintahan suaminya.
Pada 1835, dia mengatakan bahwa dia menghormati kebebasan beragama orang asing, tapi tidak untuk rakyatnya dan menghukum mati siapapun yang melanggar aturan itu.
Source | : | todayifoundout.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR