Sore sekitar pukul 17.00 Wita, anjing tersebut akan diberi makanan berupa nasi dicampur ketela rambat rebus yang dipotong-potong serta tulang ayam. Dalam sehari akan menghabiskan 5 kg beras dan 2 kg ketela rambat untuk pakan anjing tersebut.
BACA JUGA: Inilah yang Akan Terjadi Jika Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari
Tak jarang, burung peliharaan sang ayah pun dijual untuk membeli makanan anjing, karena mereka hidup hanya mengandalkan gaji dari Jero Tirta yang bekerja sebagai pegawai honor di salah satu sekolah swasta.
Saat tidur, Gung Dewi bahkan ditemani si Hitam, anjing yang telah menyelamatkannya. Sebuah keberuntungan pula, karena Tribun Bali bisa melihat bagaimana semua anjing tersebut berkumpul di halaman rumah memakan makanan yang diberikan tanpa pertengkaran.
Dibantu sang kakak, Anak Agung Wira Kusuma dan sang ayah, semua anjing tersebut bisa memperoleh makanan dengan rata. Hanya terdengar gonggongan beberapa anjing saja saat menunggu makanannya tersebut ditaruh ke dalam wadah.
Menurut Gung Dewi, anjing-anjingnya dimandikan dua minggu sekali. Separuh dimandikan pada minggu pertama, dan sisanya pada minggu berikutnya, begitu seterusnya. Semua anjingnya sudah steril dan mendapatkan vaksin rabies tapi bukan dari pemerintah.
Ada cerita pilu dari usaha pelestarian anjing tersebut. Sewaktu eleminasi anjing liar masih marak dilakukan, ada petugas dari Dinas Peternakan Gianyar yang datang ke rumahnya untuk melakukan eliminasi karena dianggap anjing tersebut penyebar rabies.
Padahal, anjing tersebut sudah divaksin dan vaksinnya ia peroleh berkat donasi dari orang Australia.
Tak pelak, Oka Yasna pun dipanggil hingga dua kali ke Kantor Dinas Peternakan untuk menghadap. Akan tetapi saat ditunjukkan vaksin yang diberikan oleh orang Australia dan Gung Dewi marah, akhirnya petugas Dinas Peternakan tidak pernah datang lagi ke sana hingga sekarang.
Selain memungut anjing yang dibuang di jalan, Gung Dewi juga memungut anjing buangan di kuburan, atau juga diberi orang karena tidak mampu merawat.
"Satu bulan lalu dianterin ayah saya ambil 7 anjing di Karangasem. Empat ekor di antaranya sudah diadopsi orang," imbuhnya. Gung Dewi juga hapal nama semua anjingnya. Ada Hitam, Putih, Macan Opa, Lesi, Nomi, Cili, Aldi, Aldo, Afi, Nyinyi, Dela, Salim, Keli, Sakura, Ayu, dan lain-lain.
Selain mengurus anjing di rumah, ia juga membantu orang lain untuk merawat anjing dengan datang ke rumah-rumah. Bahkan ia sudah bisa menyuntik sendiri anjing yang sakit hingga menjadi segar.
"Belajar nyuntik dari Mbak Tina, seorang perawat hewan asal Jakarta. Dulu dia yang bantu merawat anjing di sini. Karena jarang bisa ke sini lagi, makanya saya diajarin nyuntik anjing," kata gadis manis yang bercita-cita menjadi polisi wanita ini.
Beberapa waktu yang lalu, dibantu sang ayah dan juga pecalang desa ia memasang spanduk larangan membuang anjing sembarangan di beberapa sudut di desanya dan bahkan hingga ke luar desa. Bahkan ia menamakan rumahnya sebagai yayasan Pondok Aswatama.
Kini, ada satu keinginan Gung Dewi yang belum terwujud yaitu membuat pagar kawat di sekeliling rumahnya agar anjingnya tidak berkeliaran ke jalan. Beberapa hari yang lalu seekor anjingnya tertabrak sepeda motor hingga meninggal. Atas kepergian anjingnya itu, ia menangis hingga tiga hari. (Putu Supartika)
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul "Kisah Ajaib Gung Dewi Sembuh dari Koma Tiga Hari karena Jilatan si Hitam, Hingga Pelihara 39 Anjing."
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR